BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwa agama Islam diturunkan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat itulah,
Rasulullah SAW mulai menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia
khususnya Jazirah Arab.
Agama
Islam mulai berkembang semakin pesat ke seluruh Arab Saudi, walaupun masih
mendapat penolakan dan ancaman dari para kaum kafir Quraisy.
Dengan usaha keras dan pantang menyerah dari Rasulullah SAW agama
Islam telah menyebar ke seluruh penjuru Arab. Hingga beliau wafat,
perjuangan untuk menyiarkan dan mendirikan agama Islam tidaklah berhenti
begitu saja. Sepeninggalan beliau, perjuangan tersebut dilanjutkan oleh para
4 khalifah yaitu Abu Bakar AsSiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan
Ali bin Abi Thalib. Mereka semua hanya mempunyai 1 tujuan yaitu
memperjuangkan agama Tauhid yaitu agama Islam
Dengan usaha keras dan pantang menyerah dari Rasulullah SAW agama
Islam telah menyebar ke seluruh penjuru Arab. Hingga beliau wafat,
perjuangan untuk menyiarkan dan mendirikan agama Islam tidaklah berhenti
begitu saja. Sepeninggalan beliau, perjuangan tersebut dilanjutkan oleh para
4 khalifah yaitu Abu Bakar AsSiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan
Ali bin Abi Thalib. Mereka semua hanya mempunyai 1 tujuan yaitu
memperjuangkan agama Tauhid yaitu agama Islam
Di
Indonesia peyebaran Islamdilakukan dengan cara, yaitu melalui perdagangan,
perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya mendukung
meluasnya ajaran agama Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Islam ?
2.
Bagaimana proses penyebaran Islam di Indonesia ?
3.
Apa tujuan dari Islam ?
4.
Apa hikmah dari perkembangan Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Islam
Islam
berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat,
sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama
yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu, orang yang
berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah SWT disebut sebagai orang Muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi
bahasa mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah SWT. Dalam upaya mencari keselamatan dan
kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan
kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau pura-pura, melainkan sebagai panggilan
dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan
patuh dan tunduk kepada Allah.[1]
Dari segi
istilah banyak ahli yang mendefinisikannya. Harun Nasution mengatakan bahwa
Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal
satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari kehidupan manusia. Sementara itu
Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua
ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat
manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras dengan namanya. Islam
bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut
dalam Al-Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk
sepenuhnya pada undang-undang Allah.[2]
Islam
adalah agama yang namanya diambil dari hakikat atau substansi ajaran yang
terkandung didalamnya. Jika agama-agama yang lain namanya baru ada setelah
pembawa ajaranya telah tiada, maka nama Islam sudah ada sejak kelahiranya.[3]
Seperti firman Allah berikut
ini ;
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 $tBur y#n=tF÷z$# úïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# wÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3 `tBur öàÿõ3t ÏM»t$t«Î/ «!$# cÎ*sù ©!$# ßìÎ| É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ
Artinya : “Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah
diberi Al Kitab (kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an) kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara
mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya” QS. Ali Imran:19.
Dan seseorang dikatakan muslim manakala
dia telah bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah Rasul-Nya. Dia juga harus meninggalkan semua agama selain agama
Islam.[4]
B.
Proses Penyebaran Islam di Indonesia
Ketika
Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan
ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan
cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama.
Agama
Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah agama Islam
kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula
berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.
Mengenai masuknya Islam ke Indonesia tidak diketahui secara pasti. Menurut hasil seminar masuknya Islam ke Indonesia pertama kali pada abad pertama hijriah kira-kira abad ke-7 M. Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu:
Mengenai masuknya Islam ke Indonesia tidak diketahui secara pasti. Menurut hasil seminar masuknya Islam ke Indonesia pertama kali pada abad pertama hijriah kira-kira abad ke-7 M. Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu:
1.
Jalur Utara
dengan rute: Arab (Mekkah dan Madinah), Damaskus, Bagdad, Gujarat (Pantai Barat India), Srilanka dan
Indonesia.
2.
Jalur Selatan
dengan rute: Arab (Mekkah dan Madinah), Yaman, Gujarat, Srilanka, Indonesia.
Tentang
kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya
Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut
sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada
masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
Berikut
beberapa sumber sejarah yang menjadi bukti masuknya Islam ke Indonesia.
1.
Perkampungan
Islam yang terdapat disekitar Selat Malaka pada abad ke-7 dan ke-8
2.
Batu bersurat
pada sebuah makam seorang wanita muslim di Leran Gersik Jawa TImur, atas nama
Fatimah binti Ma'imun, pada tahun 475 H (1082 M)
3.
Catatan kisah
perjalanan Marcopollo (Musafir Venesia) yang singgah di Perlak Aceh Utara tahun
1292 M
4.
Batu nisan makam
Sultan Malik al-Saleh, raja Samodra Pasai yang berangka tahun 1345 M
5.
Perkampungan
Islam yang terdapat disekitar Selat Malaka pada abad ke-7 dan ke-8
6.
Batu bersurat
pada sebuah makam seorang wanita muslim di Leran Gersik Jawa TImur, atas nama
Fatimah binti Ma'imun, pada tahun 475 H (1082 M)
7.
Catatan kisah
perjalanan Marcopollo (Musafir Venesia) yang singgah di Perlak Aceh Utara tahun
1292 M
8.
Batu nisan makam
Sultan Malik al-Saleh, raja Samodra Pasai yang berangka tahun 1345 M
Ketika
Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya.
Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik,
karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara
manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah
syahadat dan tidak ada paksaan.[5]
Adapun
cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain
1.
Perdagangan
Jalur
ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan
Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama
dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan
duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya
mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam
2.
Kultural
Penyebaran Islam di Indonesia juga
menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali
sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian
wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan
ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian
tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa
sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak,
seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3.
Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para
da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah
keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan
Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri.
Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean,
Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren
terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh
Indonesia.
4.
Kekuasaan
politik
Penyebaran
Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di
pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam
melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya
negara nasional Indonesia dimasa mendatang.[6]
C.
Tujuan dari Islam
Islam
merupakan satu-sautnya agama yang benar-benar menjunjung tinggi kesejahteraan
manusia di dunia ini, secara khusus umat Islam sendiri dan umat beragama yang
lain pada umumnya. Hal ini sudah ditegaskan oleh Syari’ (Pembuat Hukum) yang
agung dan Rasul-Nya Muhammad SAW bahwa Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, yang
memberi kesejahteraan bagi seluruh manusia yang bernaung di dalamnya.
Di
dalam Islam terdapat hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Yang mana
sasaran dan tujuan sebenarnya adalah untuk kesejahteraan dan kemaslahatan
manusia, khususnya umat Islam sendiri. Berikut tujuan Islam dibawah ini
1.
Mewujudkan
Kemaslahatan Hamba Dahulu dan Sekarang
Sesungguhnya,
tujuan utama Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan, dan menghindarkan
kerusakan dan bahaya dari seorang hamba baik dahulu, sekarang, dan yang akan
datang. Sehingga akan tercapailah kebahagiaan mereka yang hakiki dimanapun
berada. Imam al-‘Izz bin Abdussalam berkata, “Sesungguhnya seluruh syari’at
yang ada merupakan kemaslahatan. baik dengan mengindarkan dari kerusakan,
ataupun mendatangkan kebaikan”. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga berkata,
“Sesungguhnya Syari’at Islam datang untuk mencapai kemaslahatan dan
menyempurnakannya, serta menghilangkan kerusakan dan mengikisnya”.
Kenyataannya,
apa yang telah disebutkan oleh Imam di atas tentang tujuan, sasaran, dan sifat
yang sebenarnya dari Islam merupakan suatu kebenaran. Sangat banyak dalil-dalil
tentang hal itu, baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Salah satunya, dan yang
cukup luas cakupannya adalah firman Allah:
!$tBur »oYù=yör& wÎ) ZptHôqy úüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
Artinya:.
“Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam” QS. Al Anbiya:107.
Ayat
di atas sudah sangat jelas menunjukkan bahwa Islam merupakan rahmat bagi
semesta alam, karena Islam pada dasarnya menerapkan kemaslahatan bagi hamba, di
dunia dan akhirat, serta menghindarkan dari kerusakan dan bahaya.
Macam-macam
Maslahat
Maslahat
yang sifatnya pokok, dan harus ada. Dalam maslahat ini, peranan Islam ada dalam
lima aspek kehidupan, yaitu:
1.
Penjagaan
terhadap Dien (agama). Contoh: Menjauhkan dari murtad dengan memerangi orang
kafir.
2.
Penjagaan
terhadap diri. Contoh: Syari’at Qishas.
3.
Penjagaan
keturunan. Contoh: Menjauhkan dari zina.
4.
Penjagaan harta.
Contoh: Adanya hukuman bagi pencuri.
5.
Penjagaan akal.
Contoh: Pengharaman khamar.
Maslahat
yang sifatnya sebagai kebutuhan. Dalam maslahat ini ada suatu bentuk keluasan
dan menghilangkan hal-hal yang sulit. Contoh: Keringanan bagi orang yang safar
atau sakit untuk berbuka pada bulan Ramadhan.
Maslahat
yang sifatnya sebagai pemerindah. Hal ini mencakup masalah kemuliaan Akhlaq.
Contoh: Perintah untuk berhias jika pergi ke masjid, dll.
2.
Ukuran Maslahat
dan Madharat
Sebagai
timbangan mana yang merupakan maslahat (kebaikan) dan mana yang madharat
(keburukan), tidak bisa ditentukan dengan akal pikiran manusia. Akan tetapi
yang bisa menjadi timbangan keduanya adalah Islam. Jika yang dianggap islam itu
baik, maka dapat dikategorikan sebagai maslahat. Sebaliknya, jika menurut
ukuran Islam hal itu merupakan keburukan, maka harus dikategorikan sebagai
madharat. Hal ini dikarenakan Islam adalah agama Allah, sehingga semuanya dari
Allah.
Sebagai
manusia, kita sangat lemah dalam mengetahui mana diantara sesuatu itu yang
merupakan maslahat atau madharat. Maka hal yang dapat mempermudah kita
mengetahui hakikat maslahat dan madharat adalah mengikuti apa-apa yang
telah diturunkan Allah SWT dan di ajarkan oleh Rasulullah SAW.
3.
Maslahat Dunia
bergantung dengan Akhiratnya
Imam
As-Syatibi berkata: “Maslahat adalah hal yang dimaksudkan dalam syari’at,
dan Madharat adalah hal yang dihindarkan dalam syari’at. Dengan pertimbangan,
kebaikan yang ada di dunia bermanfaat bagi kebahagiaan di akhirat. Bukan hawa
nafsu yang menjadi pertimbangan akan maslahat atau madharat seperti
kebiasaannya.”
Pemahaman
dari perkataan di atas adalah, bahwa segala syari’at yang diterapkan oleh Islam
sejatinya merupakan sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan di akhirat.
Karena, pada hakikatnya maslahat dunia bukan menjadi tendensi utama, akan
tetapi tidak lebih sebagai sarana saja. Maka, apapun yang bertentangan dengan
tujuan asli, yaitu kebahagiaan di akhirat, maka harus ditinggalkan.
4.
Keutamaan
Akhirat Dibandingkan Dengan Dunia
Tidak
diragukan lagi, bahwa akhirat mutlaq lebih utama dibandingan dengan dunia yang
tidak ada apa-apanya. Hal ini diantaranya dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
a.
Segi kenikmatan.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa kenikmatan, kelezatan semu yang ada di dunia
ini tidak sebanding dengan kenikmatan yang ada di akhirat. Karena kenikmatan di
akhirat adalah kenikmatan asli, yang saat ini tidak bisa digambarkan dengan
panca indera apapun. Di dalamnya ada nikmat yang paling besar, yaitu
diperlihatkan Wajah Allah Yang Maha Mulia.
b.
Segi waktu.
Nikmat dunia cepat atau lambat akan berakhir, dan pasti berakhir dengan adanya
Hari Kiamat. Berganti dengan akhirat yang nikmatnya tidak terbatas dengan waktu
kapanpun. Allah SWT telah menjajikan nikmat yang kekal di akhirat.
Tujuan
Islam adalah sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin. Yang akan mendatangkan maslahat dan
kebaikan, serta mengilangkan madharat dan kerusakan bagi hamba yang bernaung di
dalamnya. Dan kemaslahatan yang sebenarnya adalah berada di akhirat, maka sudah
mutlaq dan harus diprioritaskan akhirat dari pada dunia.[7]
Adapun
Tujuan Dinul Islam lainnya :
a.
Menjaga dan
memelihara Agama :
a)
Perlunya
Melahirkan Ulama
b)
Membudayakan
Gerakan Belajar Agama
c)
Perlunya
Menguasai Ilmu-ilmu Dasar Islam
d)
Melaksanakan
Kewajiban Agama
e)
Ilmu yang
Fardhu’ain
b.
Menjaga dan
memelihara jiwa.
c.
Menjaga dan
memelihara akal.
d.
Menjaga dan
memelihara harta.
e.
Menjaga dan
memelihara kehormatan[8]
Tujuan
Islam lainya adalah
1.
Membangun umat
(bangsa) yang shalih
2.
Toleransi
terhadap orang non muslim
3.
Perdamaian dunia
4.
Keadilan bagi
seluruh manusia
5.
Persaudaraan dan
persamaan manusia
6.
Membebaskan
manusia terhadap peyembahan terhadap manusia
7.
Seruan kepada
kebaikan manusia
D.
Hikmah Perkembangan Islam
Beberapa
hikmah yang dapat diambil dari sejarah perkembangan islam di dunia ini antara
lain:
1.
Perbedaan
paham atau aliran di kalangan umat isam sedunia teryata sangat banyak. Apabila
hal itu diwarnai toleransi maka yang terjadi adalah kemajuan dan kehidupan yang
damai akan tetapi apabila perbedaan itu dipertentangkan maka yang terjadi
adalahh kemunduran
2.
Sesungguhnya
ajaran islam adalah cinta damai. Dalam upaya perluasan pengaruh islam ke
seluruh dunia tidak seluruhnya bersifat penguasaan yang berkonotasi penyerangan
sewenang-wenang, tetapi untuk menghilangkan penindasan dan berdakwah. Apabila
terjadi peperangan hal itu disebabkan beberapa faktor seperti pertahanan umat
isam dari serangan lawan demi mempertahankan hak—haknya atau pimpinan umat
islam yang terpancing bertikai dank arena mabisi kekuasaan atau karena
persoalan poitik dan dendam
3.
Apabila
pemimpin cinta ilmu dan masyaarakat nya pun gemar belajar akan berdampak pada
perkembangan dan kemajuan suatu negara. Akan tetapi sebaliknya apabila pemimpin
dan masyarakatnya ambisi terhadap kekuasaan maka berdampak pada kemunduuran bahkan
kesengsaraan
4.
Memberikan
motivasi untuk melestarikan hasil karya seni dan peradaban untuk dijadikan
inspirasi bangunan di masa depan
5.
Penggunaan
zuhud dan pengertian tawakal yang tidak tepat akan membawa kemunduran dalam
kehidupan , khususnya berpikir
6.
Perselisihandan
ketidakpercayaan terhadap sesame ternyata mebawa kemunduran bahkan kehancuran
7.
Pengalaman
pelaku sejarah dapat dijadikan contoh dan inspirasi dalam berpikir dan
bertindak agar kejayaan islam dapat berkembang tanpa mengenal batas waktu[9]
Kecerdasan menyebabkan kemajuan dan
rakyatnya hidup makmur. Terbukti khafilah Abdurrahman An Nasir dapat mendirikan
kota Cordovva yang universitasnya sangat terkenal dan kaya ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Islam
berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat,
sentosa, dan damai. Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama
yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang
bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari kehidupan
manusia.
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan
peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia
justru dengan cara damai.
Tujuan
Islam lainya adalah
a.
Membangun umat
(bangsa) yang shalih
b.
Toleransi
terhadap orang non muslim
c.
Perdamaian dunia
d.
Keadilan bagi
seluruh manusia
e.
Persaudaraan dan
persamaan manusia
f.
Membebaskan
manusia terhadap peyembahan terhadap manusia
g.
Seruan kepada
kebaikan manusia
Beberapa
hikmah yang dapat diambil antara lain:
1)
Perbedaan paham
atau aliran di kalangan umat isam sedunia teryata sangat banyak.
2)
Sesungguhnya
ajaran islam adalah cinta damai.
3)
Apabila pemimpin
cinta ilmu dan masyaarakat nya pun gemar belajar akan berdampak pada
perkembangan dan kemajuan suatu negara
4)
Memberikan
motivasi untuk melestarikan hasil karya seni dan peradaban untuk dijadikan
inspirasi bangunan di masa depan
5)
Penggunaan zuhud
dan pengertian tawakal yang tidak tepat akan membawa kemunduran dalam kehidupan
, khususnya berpikir
6)
Perselisihandan
ketidakpercayaan terhadap sesame ternyata mebawa kemunduran bahkan kehancuran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar.
Rosihon , Pengantar Studi Islam, Bandung:Pustaka Setia, 2009
Ahmad
Supandie. Didik, Pengantar Studi Islam,Jakarta:Rajawali Press,2011.
Naik.
Zakir, Shawi. Shalah dan Majid Subh. Abdul Syaik, Mereka bertanya Islam
Menjawab, Jakarta:PT. Aqwam Media Profetika, 2009
[4] Zakir Naik, Shalah Shawi dan Syaik Abdul Majid Subh, Mereka
bertanya Islam Menjawab, (Jakarta:PT. Aqwam Media Profetika, 2009), hal. 15
[5] Aiu, Sejarah
Peradaban Islam, http://aiuchomank.blogspot.com/2012/12/sejarah-perkembangan-islam-diindonesia.html,
diakses pada tanggal 7 Maret 2015
[6] Pungguh
Prasetio, Penyebaran Islam, http://puguhprasetyo8.blogspot.com/2012/04/makalah-agama-islam-penyebaran-agama.html,
diakses pada tanggal 7 Maret 2015
[7] Fayadh
Alabandi, Tujuan dan Sasaran Islam, https://aqidahwalfiraq.wordpress.com/2010/06/19/sasaran-dan-tujuan-islam/,
diakses pada tanggal 7 Maret 2015
[8] Septiani Dama
Yani, Tujuan Dinuel islam, http://septiani33.blogspot.com/2013/11/tujuan-dinul-islam.html,
diakses pada tanggal 7 Maret 2015