Minggu, 08 Maret 2015

Islam Agama yang SUci

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa agama Islam diturunkan oleh  Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sejak saat itulah, Rasulullah SAW mulai menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia khususnya Jazirah Arab.
Agama Islam mulai berkembang semakin pesat ke seluruh Arab Saudi, walaupun masih mendapat penolakan dan ancaman dari para kaum kafir Quraisy.
Dengan usaha keras dan pantang menyerah dari Rasulullah SAW agama
Islam telah menyebar ke seluruh penjuru Arab. Hingga beliau wafat,
perjuangan untuk menyiarkan dan mendirikan agama Islam tidaklah berhenti
 begitu saja. Sepeninggalan beliau, perjuangan tersebut dilanjutkan oleh para
 4 khalifah yaitu Abu Bakar AsSiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan
 Ali bin Abi Thalib. Mereka semua hanya mempunyai 1 tujuan yaitu
memperjuangkan agama Tauhid yaitu agama Islam
Di Indonesia peyebaran Islamdilakukan dengan cara, yaitu melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan, politik, kesenian, tasawuf, yang kesemuanya mendukung meluasnya ajaran agama Islam.
B.            Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian Islam ?
2.    Bagaimana proses penyebaran Islam di Indonesia ?
3.    Apa tujuan dari Islam ?
4.    Apa hikmah dari perkembangan Islam ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Islam
Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu, orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah SWT disebut sebagai orang Muslim. Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi bahasa mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah  SWT. Dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau pura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.[1]
Dari segi istilah banyak ahli yang mendefinisikannya. Harun Nasution mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari kehidupan manusia. Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah.[2]
Islam adalah agama yang namanya diambil dari hakikat atau substansi ajaran yang terkandung didalamnya. Jika agama-agama yang lain namanya baru ada setelah pembawa ajaranya telah tiada, maka nama Islam sudah ada sejak kelahiranya.[3]
Seperti firman Allah berikut ini ;
¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3 $tBur y#n=tF÷z$# šúïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# žwÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3 `tBur öàÿõ3tƒ ÏM»tƒ$t«Î/ «!$#  cÎ*sù ©!$# ßìƒÎŽ|  É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ  
Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab (kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an) kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” QS. Ali Imran:19.
Dan seseorang dikatakan muslim manakala dia telah bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Dia juga harus meninggalkan semua agama selain agama Islam.[4]
B.            Proses Penyebaran Islam di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama.
Agama Islam berasal dari tanah Arab dan dari tanah Arab berkembanglah agama Islam kemana-mana, diantaranya ke Gujarat (India) dan Persia. Demikian pula berangsur-angsur meluas kearah timur hingga Semenanjung Malaka.
Mengenai masuknya Islam ke Indonesia tidak diketahui secara pasti. Menurut hasil seminar masuknya Islam ke Indonesia pertama kali pada abad pertama hijriah kira-kira abad ke-7 M. Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu:
1.             Jalur Utara dengan rute: Arab (Mekkah dan Madinah), Damaskus, Bagdad,    Gujarat (Pantai Barat India), Srilanka dan Indonesia.
2.             Jalur Selatan dengan rute: Arab (Mekkah dan Madinah), Yaman, Gujarat, Srilanka, Indonesia.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
Berikut beberapa sumber sejarah yang menjadi bukti masuknya Islam ke Indonesia.
1.             Perkampungan Islam yang terdapat disekitar Selat Malaka pada abad ke-7 dan ke-8
2.             Batu bersurat pada sebuah makam seorang wanita muslim di Leran Gersik Jawa TImur, atas nama Fatimah binti Ma'imun, pada tahun 475 H (1082 M)
3.             Catatan kisah perjalanan Marcopollo (Musafir Venesia) yang singgah di Perlak Aceh Utara tahun 1292 M
4.             Batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh, raja Samodra Pasai yang berangka tahun 1345 M
5.             Perkampungan Islam yang terdapat disekitar Selat Malaka pada abad ke-7 dan ke-8
6.             Batu bersurat pada sebuah makam seorang wanita muslim di Leran Gersik Jawa TImur, atas nama Fatimah binti Ma'imun, pada tahun 475 H (1082 M)
7.             Catatan kisah perjalanan Marcopollo (Musafir Venesia) yang singgah di Perlak Aceh Utara tahun 1292 M
8.             Batu nisan makam Sultan Malik al-Saleh, raja Samodra Pasai yang berangka tahun 1345 M
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.[5]
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain
1.             Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam
2.             Kultural
Penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3.             Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4.             Kekuasaan politik
Penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.[6]
C.           Tujuan dari Islam
Islam merupakan satu-sautnya agama yang benar-benar menjunjung tinggi kesejahteraan manusia di dunia ini, secara khusus umat Islam sendiri dan umat beragama yang lain pada umumnya. Hal ini sudah ditegaskan oleh Syari’ (Pembuat Hukum) yang agung dan Rasul-Nya Muhammad SAW bahwa Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin, yang memberi kesejahteraan bagi seluruh manusia yang bernaung di dalamnya.
Di dalam Islam terdapat hukum yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Yang mana sasaran dan tujuan sebenarnya adalah untuk kesejahteraan dan kemaslahatan manusia, khususnya umat Islam sendiri. Berikut tujuan Islam dibawah ini
1.             Mewujudkan Kemaslahatan Hamba Dahulu dan Sekarang
Sesungguhnya, tujuan utama Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan, dan menghindarkan kerusakan dan bahaya dari seorang hamba baik dahulu, sekarang, dan yang akan datang. Sehingga akan tercapailah kebahagiaan mereka yang hakiki dimanapun berada. Imam al-‘Izz bin Abdussalam berkata, “Sesungguhnya seluruh syari’at yang ada merupakan kemaslahatan. baik dengan mengindarkan dari kerusakan, ataupun mendatangkan kebaikan”. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga berkata, “Sesungguhnya Syari’at Islam datang untuk mencapai kemaslahatan dan menyempurnakannya, serta menghilangkan kerusakan dan mengikisnya”.
Kenyataannya, apa yang telah disebutkan oleh Imam di atas tentang tujuan, sasaran, dan sifat yang sebenarnya dari Islam merupakan suatu kebenaran. Sangat banyak dalil-dalil tentang hal itu, baik dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Salah satunya, dan yang cukup luas cakupannya adalah firman Allah:
!$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ  
Artinya:. “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” QS. Al Anbiya:107.
Ayat di atas sudah sangat jelas menunjukkan bahwa Islam merupakan rahmat bagi semesta alam, karena Islam pada dasarnya menerapkan kemaslahatan bagi hamba, di dunia dan akhirat, serta menghindarkan dari kerusakan dan bahaya.
Macam-macam Maslahat
Maslahat yang sifatnya pokok, dan harus ada. Dalam maslahat ini, peranan Islam ada dalam lima aspek kehidupan, yaitu:
1.             Penjagaan terhadap Dien (agama). Contoh: Menjauhkan dari murtad dengan memerangi orang kafir.
2.             Penjagaan terhadap diri. Contoh: Syari’at Qishas.
3.             Penjagaan keturunan. Contoh: Menjauhkan dari zina.
4.             Penjagaan harta. Contoh: Adanya hukuman bagi pencuri.
5.             Penjagaan akal. Contoh: Pengharaman khamar.
Maslahat yang sifatnya sebagai kebutuhan. Dalam maslahat ini ada suatu bentuk keluasan dan menghilangkan hal-hal yang sulit. Contoh: Keringanan bagi orang yang safar atau sakit untuk berbuka pada bulan Ramadhan.
Maslahat yang sifatnya sebagai pemerindah. Hal ini mencakup masalah kemuliaan Akhlaq. Contoh: Perintah untuk berhias jika pergi ke masjid, dll.
2.             Ukuran Maslahat dan Madharat
Sebagai timbangan mana yang merupakan maslahat (kebaikan) dan mana yang madharat (keburukan), tidak bisa ditentukan dengan akal pikiran manusia. Akan tetapi yang bisa menjadi timbangan keduanya adalah Islam. Jika yang dianggap islam itu baik, maka dapat dikategorikan sebagai maslahat. Sebaliknya, jika menurut ukuran Islam hal itu merupakan keburukan, maka harus dikategorikan sebagai madharat. Hal ini dikarenakan Islam adalah agama Allah, sehingga semuanya dari Allah.
Sebagai manusia, kita sangat lemah dalam mengetahui mana diantara sesuatu itu yang merupakan maslahat atau madharat. Maka hal yang dapat mempermudah kita mengetahui hakikat maslahat dan madharat adalah  mengikuti apa-apa yang telah diturunkan Allah SWT dan di ajarkan oleh Rasulullah SAW.
3.             Maslahat Dunia bergantung dengan Akhiratnya
Imam As-Syatibi berkata: “Maslahat adalah hal yang dimaksudkan dalam syari’at, dan Madharat adalah hal yang dihindarkan dalam syari’at. Dengan pertimbangan, kebaikan yang ada di dunia bermanfaat bagi kebahagiaan di akhirat. Bukan hawa nafsu yang menjadi pertimbangan akan maslahat atau madharat seperti kebiasaannya.”
Pemahaman dari perkataan di atas adalah, bahwa segala syari’at yang diterapkan oleh Islam sejatinya merupakan sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Karena, pada hakikatnya maslahat dunia bukan menjadi tendensi utama, akan tetapi tidak lebih sebagai sarana saja. Maka, apapun yang bertentangan dengan tujuan asli, yaitu kebahagiaan di akhirat, maka harus ditinggalkan.
4.             Keutamaan Akhirat Dibandingkan Dengan Dunia
Tidak diragukan lagi, bahwa akhirat mutlaq lebih utama dibandingan dengan dunia yang tidak ada apa-apanya. Hal ini diantaranya dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
a.              Segi kenikmatan. Sudah tidak diragukan lagi bahwa kenikmatan, kelezatan semu yang ada di dunia ini tidak sebanding dengan kenikmatan yang ada di akhirat. Karena kenikmatan di akhirat adalah kenikmatan asli, yang saat ini tidak bisa digambarkan dengan panca indera apapun. Di dalamnya ada nikmat yang paling besar, yaitu diperlihatkan Wajah Allah Yang Maha Mulia.
b.             Segi waktu. Nikmat dunia cepat atau lambat akan berakhir, dan pasti berakhir dengan adanya Hari Kiamat. Berganti dengan akhirat yang nikmatnya tidak terbatas dengan waktu kapanpun. Allah SWT telah menjajikan nikmat yang kekal di akhirat.
Tujuan Islam adalah sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin. Yang akan mendatangkan maslahat dan kebaikan, serta mengilangkan madharat dan kerusakan bagi hamba yang bernaung di dalamnya. Dan kemaslahatan yang sebenarnya adalah berada di akhirat, maka sudah mutlaq dan harus diprioritaskan akhirat dari pada dunia.[7]
Adapun Tujuan Dinul Islam lainnya :
a.         Menjaga dan memelihara Agama :
a)         Perlunya Melahirkan Ulama
b)        Membudayakan Gerakan Belajar Agama
c)         Perlunya Menguasai Ilmu-ilmu Dasar Islam
d)        Melaksanakan Kewajiban Agama
e)         Ilmu yang Fardhu’ain
b.        Menjaga dan memelihara jiwa.
c.         Menjaga dan memelihara akal.
d.        Menjaga dan memelihara harta.
e.         Menjaga dan memelihara kehormatan[8]
Tujuan Islam lainya adalah
1.        Membangun umat (bangsa) yang shalih
2.        Toleransi terhadap orang non muslim
3.        Perdamaian dunia
4.        Keadilan bagi seluruh manusia
5.        Persaudaraan dan persamaan manusia
6.        Membebaskan manusia terhadap peyembahan terhadap manusia
7.        Seruan kepada kebaikan manusia
D.           Hikmah Perkembangan Islam
Beberapa hikmah yang dapat diambil dari sejarah perkembangan islam di dunia ini antara lain:
1.        Perbedaan paham atau aliran di kalangan umat isam sedunia teryata sangat banyak. Apabila hal itu diwarnai toleransi maka yang terjadi adalah kemajuan dan kehidupan yang damai akan tetapi apabila perbedaan itu dipertentangkan maka yang terjadi adalahh kemunduran
2.        Sesungguhnya ajaran islam adalah cinta damai. Dalam upaya perluasan pengaruh islam ke seluruh dunia tidak seluruhnya bersifat penguasaan yang berkonotasi penyerangan sewenang-wenang, tetapi untuk menghilangkan penindasan dan berdakwah. Apabila terjadi peperangan hal itu disebabkan beberapa faktor seperti pertahanan umat isam dari serangan lawan demi mempertahankan hak—haknya atau pimpinan umat islam yang terpancing bertikai dank arena mabisi kekuasaan atau karena persoalan poitik dan dendam
3.        Apabila pemimpin cinta ilmu dan masyaarakat nya pun gemar belajar akan berdampak pada perkembangan dan kemajuan suatu negara. Akan tetapi sebaliknya apabila pemimpin dan masyarakatnya ambisi terhadap kekuasaan maka berdampak pada kemunduuran bahkan kesengsaraan
4.        Memberikan motivasi untuk melestarikan hasil karya seni dan peradaban untuk dijadikan inspirasi bangunan di masa depan
5.        Penggunaan zuhud dan pengertian tawakal yang tidak tepat akan membawa kemunduran dalam kehidupan , khususnya berpikir
6.        Perselisihandan ketidakpercayaan terhadap sesame ternyata mebawa kemunduran bahkan kehancuran
7.        Pengalaman pelaku sejarah dapat dijadikan contoh dan inspirasi dalam berpikir dan bertindak agar kejayaan islam dapat berkembang tanpa mengenal batas waktu[9]
Kecerdasan menyebabkan kemajuan dan rakyatnya hidup makmur. Terbukti khafilah Abdurrahman An Nasir dapat mendirikan kota Cordovva yang universitasnya sangat terkenal dan kaya ilmu pengetahuan.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Islam menurut istilah (Islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari kehidupan manusia.
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai.
Tujuan Islam lainya adalah
a.         Membangun umat (bangsa) yang shalih
b.        Toleransi terhadap orang non muslim
c.         Perdamaian dunia
d.        Keadilan bagi seluruh manusia
e.         Persaudaraan dan persamaan manusia
f.         Membebaskan manusia terhadap peyembahan terhadap manusia
g.        Seruan kepada kebaikan manusia
Beberapa hikmah yang dapat diambil antara lain:
1)             Perbedaan paham atau aliran di kalangan umat isam sedunia teryata sangat banyak.
2)             Sesungguhnya ajaran islam adalah cinta damai.
3)             Apabila pemimpin cinta ilmu dan masyaarakat nya pun gemar belajar akan berdampak pada perkembangan dan kemajuan suatu negara
4)             Memberikan motivasi untuk melestarikan hasil karya seni dan peradaban untuk dijadikan inspirasi bangunan di masa depan
5)             Penggunaan zuhud dan pengertian tawakal yang tidak tepat akan membawa kemunduran dalam kehidupan , khususnya berpikir
6)             Perselisihandan ketidakpercayaan terhadap sesame ternyata mebawa kemunduran bahkan kehancuran.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar. Rosihon , Pengantar Studi Islam, Bandung:Pustaka Setia, 2009
Ahmad Supandie. Didik, Pengantar Studi Islam,Jakarta:Rajawali Press,2011.
Naik. Zakir, Shawi. Shalah dan Majid Subh. Abdul Syaik, Mereka bertanya Islam Menjawab, Jakarta:PT. Aqwam Media Profetika, 2009




[1] Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, (Bandung:Pustaka Setia, 2009), hal. 13-14.
[2] Ibid,. hal.14
[3] Didik Ahmad Supandie, Pengantar Studi Islam,(Jakarta:Rajawali Press,2011),. Hall.70
[4] Zakir Naik, Shalah Shawi dan Syaik Abdul Majid Subh, Mereka bertanya Islam Menjawab, (Jakarta:PT. Aqwam Media Profetika, 2009), hal. 15
[5] Aiu, Sejarah Peradaban Islam, http://aiuchomank.blogspot.com/2012/12/sejarah-perkembangan-islam-diindonesia.html, diakses pada tanggal 7 Maret 2015
[6] Pungguh Prasetio, Penyebaran Islam, http://puguhprasetyo8.blogspot.com/2012/04/makalah-agama-islam-penyebaran-agama.html, diakses pada tanggal 7 Maret 2015
[7] Fayadh Alabandi, Tujuan dan Sasaran Islam, https://aqidahwalfiraq.wordpress.com/2010/06/19/sasaran-dan-tujuan-islam/, diakses pada tanggal 7 Maret 2015
[8] Septiani Dama Yani, Tujuan Dinuel islam, http://septiani33.blogspot.com/2013/11/tujuan-dinul-islam.html, diakses pada tanggal 7 Maret 2015


[9] Ibid,.