Minggu, 08 Maret 2015

Penetapan Media dan Sumber belajar

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah guru itu sendiri, siswa lain, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut di atas, maka proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan (siswa/pebelajar atau mungkin juga guru). Menurut Criticos  penyampaian pesan ini bisa dilakukan melalui simbul-simbul komunikasi berupa simbul-simbul verbal dan non-verbal atau visual, yang selanjutya ditafsirkan oleh penerima pesan. Adakalanya proses penafsiran tersebut berhasil dan terkadang mengalami kegagalan. Kegagalan ini bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya hambatan psikologis (yang menyangkut minat, sikap, kepercayaan, inteligensi, dan pengetahuan), hambatan fisik berupa kelelahan, keterbatasan daya alat indera, dan kondisi kesehatan penerima pesan. Faktor lain yang juga berpengaruh adalahhambatan kultural (berupa perbedaan adat istiadat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan), dan hambatan lingkungan yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar (Sadiman, dkk., 1990). Untuk mengatasi kemungkinan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses penafsiran dan agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, maka sedapat mungkin dalam penyampaian pesan (isi/materi ajar) dibantu dengan menggunakan media pembelajaran. Diharapkan dengan pemanfaatan sumber belajar berupa media pembelajaran, proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih efektif (Gagne, 1985) dan efisien. Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru (pengajar) diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih (sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman). Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu, guru (pengajar) harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994): (i) media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar mengajar; (ii) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; (iii) hubungan antara metode mengajar dengan media yang digunakan; (iv) nilai atau manfaat media dalam pengajaran; (v) pemilihan dan penggunaan media pembelajaran; (vi) berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran; dan (vii) usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran. Sumber belajar merupakan  salah satu faktor yang penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Penggunaan  dan pemanfaatan  sumber  belajar  yang beragam, baik  dari  kategori  yang dirancang (by design) maupun  yang dimanfaatkan (by utilization), pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal, efektif, dan efisien.  Moldstad (dalam Harsya W Bachtiar, 1984) menyatakan bahwa teknologi instruksional dalam proses pembelajaran akan dapat menimbulkan kondisi-kondisi positif, seperti :
Belajar lebih banyak terjadi jika media diintegrasikan dengan program instruksional yang tradisional. Jumlah belajar yang setara sering dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat dengan menggunakan teknologi instruksional.
Program instruksional dengan menggunakan berbagai media yang didasarkan pada suatu pendekatan sistem, seringkali memudahkan siswa dalam belajar secara lebih efektif.
Program-program multi media dan atau tutorial audio untuk pembelajaran biasanya lebih disukai siswa bila dibandingkan dengan pengajaran tradisional.
Pemilihan dan penggunaan media dan sumber belajar memiliki beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh guru. Serta penggunaannya pun hendaknya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
B.            Rumusan Masalah
1.             Jelaskan pengertian media dan sumber belajar !
2.             Jelaskan penggunaan media dan sumber belajar !
3.             Bagaimana pemilihan media dan sumber belajar !


BAB III
PEMBAHASAN
A.           Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlacch dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membagun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media adalah proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Heinich mengemukakan bahwa medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hambalik. Dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.
Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri siswa. Media pembelajaran tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri siswa.[1]
Sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran/bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya. Dalam desain pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/pengajaran yang umunya diisi dengan buku-buku rujukan (buku bacaan wajib/anjuran). Pengertian sumber belajar sesungguhnya tidak sesempit/sesederhana itu. Menurut Sri Joko Yunanto (2004) sumber belajar adalah bahan yang mencakup media belajar, alat peraga, alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai ketrampilan kepada anak maupun orang dewasa yang berperan mendampingi anak dalam belajar.
 Arif S Sadiman berpendapat bahwa, segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang dan yang memungkinkan/memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebagai sumber belajar.
Edgar Dale berpendapat, bahwa yang disebut sumber belajar itu pengalaman. Ia mengklasifikasikan pengalaman yang dapat dipakai sebagai sumber belajar menurut jenjang tertentu yang berbentuk Cone of Experince atau kerucut pengalaman yang disusun dari konkret sampai yang abstrak yang tercantum dalam audio visual methods in teaching.[2]
B.            Penggunaan Media dan Sumber Belajar
Penggunaan Media Pembelajaran
a.      Penggunaaan media grafis
1)      Bagan dan diagram
Bagan sebagai salah satu bagian dari media grafis memiliki format yang beragam disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar yang akan disajikan. Sebenarnya guru dapat membuat sendiri bagan dan diagram segaia pelengkap media lain, bahkan dapat juga melibatkan siswa dalam pembuatan bagan dan diagram tersebut.
Agar bagan atau diagram yang dibuat dapat dipergunakan secara efektif, ada beberapa saran yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu :
ü   Buatlah perencanaan terlebih dahulu berupa sket/garis besar tentang isi bahan ajar yang akan dituangkan ke dalam bagan atau diagram.
ü   Usahakan membuat bagan yang sederhana tetapi tepat sasaran. Bagan atau diagram yang baik itu hanya menyajikan satu gagasan utama.
ü   Untuk kelas yang cukup besar, buatlah bagan atau diagram yang cukup besar pula agar dapat dilihat dan terbaca oleh semua siswa.
ü   Buatlah bagan atau diagram itu semenarik mungkin, misal dengan dengan menggunakan warna yang kontras untuk menimbulkan kesan penonjolan/penekanan.
ü   Warna yang digunakan sebaiknya jangan berlebihan, tapi perlu disesuaikan agar harmonis dan menarik perhatian siswa.
2)     Grafik
Secara umum terdapat empat jenis grafik yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yaitu grafik batang (bar graphs), grafik pictorial (pictorial graphs), grafik lingkaran (circle/pie graphs) dan grafik garis (line graphs).
3)      Poster
Poster yang baik sifatnya harus dinamis, sederhana, menarik perhatian dan tidak memerlukan pikiran siswa terlalu terperinci dan rumit. Pada prinsipnya pengguanaan poster dalam proses belajar mengajar yaitu untuk menyampaikan pesan atau gagasan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa, membujuk atau memotivasi, dan memberikan peringatan. Oleh karena itu, poster yang digunakan harus menarik, enak dipandang, sedikit kata-kata yang dipakai dan hanya kata-kata kunci saja yang ditonjolkan.
4)      Kartun
Kartun merupakan media yang cukup unik untuk menyampaikan pesan atau gagasan yang terkait dengan bahan ajar kepada siswa. Kelas akan terlihat apabila menggunakan media kartun ini. Sebab kartun biasanya memiliki ciri khas misalnya menggunakan karikatur yang lucu, sindiran-sindiran, atau berisi humor yang memiliki tujuan. Kartun akan membuat siswa senang dan tertawa dengan humor dan kelucuannya namun terarah pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan penggunaan kartun ini dapat memberikan motivasi dan menarik perhatian siswa serta dapat menumbuhkan minat belajar.  
b.       Media tiga dimensi (realia dan model)
Seperti yang telah dijelaskan diawal, model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu jauh, terlalu dekat, terlalu mahal dan sebagainya. Model dapat dikelompokkan ke dalam :
1)      Model padat (solid model)
Biasanya memperlihatkan bagian permukaan dari suatu objek dan membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan utamanya, seperti bentuknya, warnanya maupun susunannya. Contoh model ini adalah patung para pahlawan, patung binatang, patung bentuk tugu Monas dalam ukuran kecil dan sebagainya.
2)      Model penampang (cutaway model)
Mempertunjukkan bagaimana sebuah objek terlihat apabila bagian permukaan objek ini tersebut diangkat atau dipotong untuk mengetahui susunan didalamnya. Model penampang ini dapat memperjelas objek yang sesungguhnya karena bisa diperbesar atau diperkecil. Contoh model penampang adalah model lapisan bumi, model batang tumbuhan, model bola mata manusia, dan sebagainya.
3)      Model susun (build model)
Merupakan susunan yang terdiri atas beberapa objek yang lengkap atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek tersebut. Contoh model susun adalah torso yang memperlihatkan anatomi tubuh manusia, susunan dari suatu bel listrik dan sebagainya.
4)      Model kerja (working model)
Merupakan tiruan yang memperlihatkan proses kerja dari suatu objek studi. Contoh model kerja yaitu model pesawat telepon, model perahu dayung, mesin uap, gergaji, pompa air  dan sebagainya.
5)      Mock-up
Merupakan penyederhanaan dari susunan bagian pokok suatu proses yang lebih rumit. Susunan nyatanya diubah sehingga proses itu mudah dimengerti oleh siswa. Contoh dari mock-up adalah susunan perangkap tikus, jaringan listrik pedesaan, sistem irigasi, dan sebagainya.
6)      Diorama
Diorama adalah sebuah bentuk tiruan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suasana atau keadaan yang sebenarnya. Diorama biasanya terdiri atas objek-objek yang ditempatkan pada suatu pentas mini yang berlatar belakang suatu lukisan yang mendukung penyajiannya. Contoh-contoh diorama misalnya suasana yang menggambarkan terjadinya perang di suatu daerah, interior pada sebuah gua, keadaan sebuah pabrik/industry dan sebagainya.
7)      Realia
Merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Media ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda, seperti mata uang, tumbuhan, binatang, batuan, air, tanah dan sebagainya.
Jika guru tertarik untuk menggunakan media tiga dimensi, baik model (tiruan)maupun benda nyata (realia), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :
ü   Gunakan objek tersebut (model dan realia) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar.
ü   Gunakan hanya objek-objek yang tepat/cocok saja, jangan menggunakan terlalu bermacam-macam objek sebab bisa membingungkan siswa.
ü   Bila menggunakan beberapa objek, hendaknya objek tersebut satu sama lain berhubungan.
ü   Perhatikan bentuk dan ukuran objek yang digunakan agar bisa dilihat oleh kelas secara keseluruhan. 
ü   Jangan terlalu banyak memberikan penjelasan, sebab biasanya perhatian siswa tertuju pada objek yang ada bukan kepada penjelasan sehingga penjelasan menjadi kurang efektif.
ü   Doronglah siswa untuk bertanya, berdiskusi atau memberikan tanggapan/kritik, sebab dengan kegiatan tersebut siswa akan belajar lebih aktif.[3]
Penggunaan Sumber Belajar
Dalam memamfaatkan sumber belajar secara lebih luas, hendaknya seorang guru memahami lebih dahulu beberapa kualifikasi yang dapat menunjuk pada sesuatu untuk dipergunakan sebagai sumber belajar dalam proses pengajaran.
Secara umum, guru sebelum mengambil keputusan terhadap penentuan sumber belajar, ia perlu mempertimbangkan segi-segi berikut ini :
1.             Ekonomis atau biaya, untuk penggunaan suatu sumber belajar. Misalnya : overhead (OHP) beserta transparansinya, video tape/tv beserta cassette-nya dan sebagainya.
2.             Teknisi, yaitu guru atau pihak lain yang mengoperasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar.
3.             Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah dilaksanakan dan tidak begitu sulit.
4.             Bersifat fleksibel yaitu sesuatu yang dimamfaatkan sebagai sumber belajar jangan bersifat kaku, tapi harus mudah dikembangkan, bias dimamfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh factor lain.
5.             Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran lainya.
6.             Dapat membantu efesien dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran/belajar.
7.             Memiliki nilai positif bagi proses/aktivitas pengajaran khususnya peserta didik
8.             Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang sedang dilaksanakan.
Dari segi nilai kegunaan untuk mencapai tujuan pengajaran, maka guru perlu memahami jenis-jenis sumber belajar yang mana dibutuhkan bagi pengajaran misalnya:
1.             Penggunaan sumber belajar dalam rangka memotivasi, khususnya untuk menigkatkan motivasi peserta didik yang rendah semangat belajar, dan sebagainya.
2.             Penggunaan sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran, menjadi daya dukung kegiatan pengajaran, misalnya dengan cara memperluas atau memperjelas pelajaran dengan suatu sumber belajar yang relevan.
3.             Penggunaan sumber belajar dalam rangka mendukung program pengajaran yang melibatkan aktivitas penyelidikan, misalnya suatu sumber belajar yang dapat diobservasi, dianalisis, diidentifikasi, didata dan sebagainya.
4.             Penggunaan sumber belajar yang dapat membantu pemecahan suatu masalah.
5.             Penggunaan sumber belajar untuk mendukung pengajaran presentasi, misalnya: penggunaan alat, pendekatan dan metode, strategi pengajaran dan sebagainya.[4]
C.           Pemilihan Media dan Sumber Belajar
Dalam menggunakan media pendidikan sebagai alat komunikasi khususnya dalam hubungannya dengan masalah proses belajar, mengajar, kiranya harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang objektif. Sebab penggunaan media pendidikan tidak sekadar menampilkan program pengajaran ke dalam kelas. Karena harus dikaitkan dengan tujuan pengairan yang akan dicapai, strategi kegiatan belajar mengajar dan bahan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pendidikan adalah sebagai berikut :
1.             Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif
2.             Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif
3.             Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif.
Bedasarkan ketiga factor tersebut maka dalam memberikan prioritas pengadaan media pendidikan perlu diadakan pengukuran untuk ketiga faktor tersebut sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan sekolah. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan atau keterbatasan. Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi penting, sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih atau guru sekaligus dapat langsung memilih bedasarkan kriteria yang dikehendaki.[5]
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media adalah bahwa media adalah harus dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya bila tujuan atau kompetensi siswa bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Selain pertimbangan tersebut Sanjaya (2008) mengungkapkan sejumlah pertimbangan lain yang dapat kita gunakan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, yakni dengan menggunakan kata ACTION (Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, Novelty).
1.             1.Access,artinya bahwa kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media.
2.             2.Cost, hal ini menyangkut pertimbangan biaya. Biaya yang dikeluarkan
untuk penggunaan suatu media harus seimbang dengan manfaatnya.
3.             3.Technology, dalam pemilihan media perlu juga dipertimbangkan
ketersediaan teknologiya dan kemudahan dalam penggunaannnya.
4.             4.Interactivity, media yang baik adalah media yang mampu menghadirkan
komunikasi dua arah atau interaktifitas.
5.             5.Organization, menyangkut pertimbangan dukungan organisasi atau
lembaga dan bagaimana pengorganisasiannya.
6.             6.Novelty, menyangkut pertimbangan aspek kebaruan dari media yang
dipilih. Media yang lebih baru biasanya lebih menarik dan lebih baik.
Kriteria diatas mungkin juga berlaku untuk mempertimbangkan pemilihan sumber belajar. Sudrajat (2008) lebih lanjut mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar, yaitu:
1.             1.Ekonomis, sumber belajar yang digunakan tidak harus terpatok pada
harga yang mahal.
2.             2.Praktis, sumber belajar yang dipilih tidak memerlukan pengelolaan yang
rumit, sulit dan langka. 
3.             3.Mudah, sumber belajar harus dekat dan tersedia di sekitar lingkungan
kita.
4.             4.Fleksibel, artinya sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai
tujuan instruksional
5.             5.Sesuai dengan tujuan, sumber belajar harus dapat mendukung proses dan
pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat
belajar siswa.[6]
Menurut Nana Sudjana tentang prinsip-prinsip penggunaan media agar mencapai hasil yang baik yaitu:
1.             Menentukan jenis media dengan tepat,
2.             Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat,
3.             Menyajikan media dengan tepat,
4.             Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.[7]



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
media adalah proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Sumber belajar adalah guru dan bahan-bahan pelajaran/bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya.
Penggunaan Media Pembelajaran
a.      Penggunaaan media grafis
1)  Bagan dan diagram
2) Grafik
3) Poster
4) Kartun
b.       Media tiga dimensi
1)  Model padat (solid model)
2)  Model penampang (cutaway model)
3)  Model susun (build model)
4)  Model kerja (working model)
5)  Mock-up
6)  Diorama
7)  Realia
Penggunaan sumber belajar yang dibutuhkan bagi pengajaran adalah:
1.             Penggunaan sumber belajar dalam rangka memotivasi,
2.             Penggunaan sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran,
3.             Penggunaan sumber belajar dalam rangka mendukung program pengajaran
4.             Penggunaan sumber belajar yang dapat membantu pemecahan suatu masalah.
5.             Penggunaan sumber belajar untuk mendukung pengajaran presentasi.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad.Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo, 2009
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta:Rineka Cipta, 2008
Rohani.Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004





[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo, 2009), hal. 3-4.
[2] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 161-162.
[3] Mutiara Rindu, Media dan Sumber Belajar, http://reditayuke10.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html, di akses pada tanggal 19 Februari 2012
[4] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, ....hal. 166-167.
[5] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), hal. 238.
[6] Ana Oqi, Media dan Sumber Belajar, http://info-makalah.blogspot.com/2011/07/media-dan-sumber-belajar.ht, diakses pada tanggal 8 Oktober 2014
[7] Mahasiswa KI, Penggunaan Media Sumber Belajar, http://ki-stainsamarinda.blogspot.com/2012/08/penggunaan-media-sumber-belajar-dalam.html, diakses pada tanggal 8 Oktober 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar