Kamis, 13 November 2014

Runag Lingkup Metode Pengajaran PAI

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Metodologi merupakan hal yang sangat penting dalam Pendidikan Agama Islam (PAI). Semakin baik metode yang digunakan, maka akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya. Dalam metode mangajar, faktor guru, siswa, bahan yang akan diajarkan, situasi, sarana, prasarana, serta fasilitas-fasilitas lainnya sangat besar pengaruhnya. Dengan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam penggunaan suatu metode, maka disini seorang guru dituntut untuk menetapkan metode yang paling baik dan harus dipakai di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar pembelajaran tersebut berhasil.
Salah satu alat pendidikan agama Islam yakni metode pendidikan agama Iislam. Yang mana dengan menggunakan metode yang tepat maka ajaran-ajaran agama dapat diserap oleh anak didik dengan sebaik-baiknya. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Sebagai seorang calon pendidik agama islam maka kita perlu mengetahui metode-metode dalam pendidikan agama islam. Dengan mengetahui metode-metode tersebut maka kita diharapkan mampu menyampaikan materi-materi ajaran agama islam dengan berbagai variasi sehingga tujuan pendidikan agama islam dapat tercapai dengan lebih mudah.[1]
B.            Rumusan Masalah
a.              Jelaskan pengertian metode pengajaran PAI !
b.             Sebut dan jelaskan ruang lingkup metode pengajaran PAI !
C.           Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini agar mahasiswa/i dapat memahami mengenai metode pengajaran PAI dan ruang lingkup yang terdapat didalamnya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian
Metodologi terdiri dari kata metodo dan logi. Metode berasal dari  bahasa greek metha (melalui/melewati) dan hodos (jalan/cara). Metode berarti jalan atau  cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Logi berasal dari kata ‘logos’ yang artinya ilmu. Jadi, metodologi berarti ilmu yang membahas tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk  mencapai tujuan tertentu.[2]
Secara harfiah kata metode adalah dari kata “method” yang berarti cara kerja ilmu pengetahuan manakala kata “metodologi (methodology)” adalah penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian ilmiah. Menurut Al-Toumy Al-Syaibany metodologi adalah jalan yang dilalui atau diikuti untuk memberi paham kepada murid terhadap segala macam pelajaran dalam semua mata pelajaran. Sebagai suatu ilmu, metodologi merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena itu, ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi, yaitu metodologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam pekerjaan mendidik.
Pendidikan Islam merangkum metodologi pendidikan yang tugas dan fungsinya adalah memberikan jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan Islam tersebut. Pelaksanaannya dalam ruang lingkup proses pendidikan yang berada dalam suatu sistem dan struktur kelembagaan yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Dari uraian tersebut di atas, Al-Toumy Al-Syaibany (1980:399) memahaminya bahwa metodologi pendidikan pembelajaran Islam adalah segala segi kegiatan terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran agama seperti akidah, akhlak, tauhid, fiqhi dan sebagainya.
Berdasarkan defenisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metodologi (pengajaran) Agama Islam adalah jalan atau cara yang diterapkan dalam proses belajar mengajar agama Islam, guna tercapainya tujuan dan cita-cita pendidikan Islam.
Konsep metode, fungsi dan perananya dalam proses pendidikan amatlah penting untuk menentukan dan menyampaikan cara atau jalan dalam mengajar, pikiran, pengetahuan, maklumat, keterampilan, pengalaman dan sikap untuk ditransferkan dari pengajar (guru) kepada pelajar (siswa).
Di antara sesuatu hal yang harus dimiliki oleh guru dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai guru adalah menguasai metode pengajaran atau metodologi. Untuk itu pemilihan metode yang tepat sangat diharapkan agar siswa memiliki gairah dan minat dalam menerima pelajaran yang disampaikan.
Oemar Hamalik berpendapat bahwa :
“Seorang guru adalah sebagai pembimbing yang dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab secara maksimum terhadap sekolah, keluarga serta masyarakat”(2002:89).
Pengertian tersebut sangat jelas menunjukkan bahwa antara metode dan mengajar tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Para tokoh pendidikan juga tak pernah melepaskan sorotannya pada masalah metode mengajar. Berikut akan dikemukakan beberapa di antaranya:
M.Atiyah al Abrasy mengemukakan bahwa:
Metode adalah jalan yang kita ikuti untuk memberi paham kepada murid-murid dalam segala macam pelajaran. Metode merupakan rencana yang kita buat untuk diisi sebelum memasuki kelas.(1980 :551).
Abd Rahim Ghunaimah mengemukakan “Metode adalah cara-cara yang praktis yang menyalurkan tujuan-tujuan dengan maksud pengajaran”(1980 : 504).
Al Jumbalathy mengemukakan bahwa “Metode adalah cara-cara yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan maksud ke otak murid” (1980: 267).
Menilik berbagai pendapat di atas, maka akan diperoleh gambaran bahwa metode belajar yang efektif yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh siswa untuk mengubah tingkah lakunya, kecerdasan dan kreatifitas berpikirnya melalui proses diskusi atau perdebatan di dalam kelas, yang memberi kesempatan untuk membantah, memecahkan, mengeluarkan pendapat dan mempertahankannya, sehingga menumbuhkan kreatifitas berpikir dan berbicara yang baik bagi siswa.
Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surah an-Nahl (16)125 yang berbunyi :
äí÷Š$# 4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7­/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïÏtGôgßJø9$$Î/ ÇÊËÎÈ  
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah  dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dengan metode belajar yang diberikan akan mengajak dan membiasakan siswa untuk bersikap analisis dan deskriptif terhadap masalah-masalah yang ada. Dengan metode belajar yang efektif dapat membiasakan siswa bersikap mandiri dan aktif dalam proses belajar mengajar. Dan diharapkan dapat menjadi salah satu model mengajar yang efektif dan efesien. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa, baik masalah pribadi maupun kemasyarakatan, juga dapat berakibat positif bagi siswa terutama untuk melatih mereka aktif dalam diskusi kelompok dengan mengemukakan dan kebebasan berpikir tetapi terkontrol dengan baik. Pentingnya kedudukan metode mengajar dalam proses pendidikan, ilmu pendidikan dan pekerjaan mengajar, maka para pendidik menaruh perhatian besar. Itulah sebabnya masalah metode mengajar ini diterapkan sebagai satu bagian dari ilmu pendidikan yang dikenal dengan istilah metodelogi.[3]
Menurut Syaiful bahri jamarah metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan oleh ahli psikologi dan pendidikan.[4]
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar dan menyajikan bahan pembelajaran kepada siswa didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimamfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Didalam kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam mengusai pengetahuan, keterampilan, dan sikap (kognitif, psikomotorik, efektif). Khusus metode mengajar didalam kelas, efektivitas suatu dipengaruhi oleh factor tujuan, factor siswa, factor situasi, dan factor guru itu sendiri.[5] Dengan memiliki pengetahuan secara umum mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.
Proses perkembangan pendidikan di Indonesia bahwa salah satu hambatan yang menonjol dalam pelaksanaan pendidikan ialah masalah metode mengajar. Metode tidaklah mempuyai arti apa-apa bila dipandang terpisah dari komponen lain. Metode hanya penting dalam hubungannya dengan segenap komponen lainya, seperti tujuan, situasi dan lain-lain.
Di dalam penggunaan satu atau beberapa metode syarat-syarat berikut ini harus selalu diperhatikan :
1.             Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
2.             Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
3.             Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4.             Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorisasi dan inovasi (pembaharuan)
5.             Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.             Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbilitas dan mengantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7.             Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.[6]
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalanya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaanya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik.[7]
Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam metode yang tepat. Karena pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan factor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut :
1.             Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
2.             Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangan
3.             Situasi yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
4.             Pribadinya guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.[8]
Menurut Sahilun A Nasir Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Yakni ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenaranya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental.[9]
Metodologi pendidikan agama Islam berarti cara-cara yang tepat dipakai untuk membentuk kepribadian agama Islam kepada peserta didik, melalui contoh teladan, pembiasaan, ganjaran ataupun hukuman. Sedangkan metodologi pengajaran agama adalah cara-cara yang tepat dipakai untuk mengajarkan agama kepada peserta didik, agar memiliki pengetahuan agama. Adapun metodologi Pengajaran Agama adalah cara-cara yang tepat digunakan agar peserta didik belajar agama, dalam arti berusaha melakukan perubahan perilaku dengan mengikuti tuntunan agama yang dipeluknya.
Sebagai ilmu, metodologi pengajaran  merupakan salah satu cabang dari pedagogik yang membahas tentang pengajaran, yang disebut didaktik , didaktik ini dibagi mnjadi dua, yaitu:
1.      Didaktik umum, yang membahas prinsip-prinsip umum mengajar yang berlaku untuk semua mata pelajaran.
2.      Didaktik khusus, yang membahas pelaksanaan cara-cara mengajar yang disebut dengan metodik.
Metodik dalam pembahasan ini akan dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a.              Metodik umum, yang berlaku untuk semua mata pelajaran. Hal ini berarti tidak membedakan antara pendidikan umum dan pendidikan Agama.
b.             Metodik khusus, yang hanya berlaku untuk mata pelajaran tertentu, misalnya Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (MKPAI), yang kini disebut dengan Metodologi Pendidikan Agama Islam.[10]

B.            Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.[11]


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Metodologi pengajaran agama adalah cara-cara yang tepat dipakai untuk mengajarkan agama kepada peserta didik, agar memiliki pengetahuan agama. Adapun metodologi Pengajaran Agama adalah cara-cara yang tepat digunakan agar peserta didik belajar agama, dalam arti berusaha melakukan perubahan perilaku dengan mengikuti tuntunan agama yang dipeluknya.
Maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
b. Pengajaran akhlak
c. Pengajaran ibadah
d. Pengajaran fiqih
e. Pengajaran Al-Quran
f. Pengajaran sejarah Islam


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. Abu, Strategi Belajar Mengajar SBM, Bandung:CV.Pustaka Setia, 1997
Djamaran. Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2002
Syafaat.TB. Aat, Peranan Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Raja Grafindo, 2008
Ridwan.Hery , Pengertian, Tujuan dan Fungsi Metodologi Pendidikan Agama Islam, http://caripengerahuan.blogspot.com/2012/09/pengertian-tujuan-dan-fungsi-metodologi.htm. 2012






[1] Hery Ridwan,Pengertian, Tujuan dan Fungsi Metodologi Pendidikan Agama Islam, http://caripengerahuan.blogspot.com/2012/09/pengertian-tujuan-dan-fungsi-metodologi.htm. diakses pada tanggal 24 September 2012
[2] Ibid,.
[3] Burhannuddin, Metode Pembelajaran PAI, http://www.slideshare.net/irfanluqma/tugasmetodepembelajaranpai-100613214056phpapp02, diakses pada tanggal 29 Oktober 2011
[4] Syaiful Bahri Djamaran, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2002), hal. 53
[5] Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar SBM, (Bandung:CV.Pustaka Setia, 1997), hal.52.
[6] Ibid, hal. 53
[7] Syaiful Bahri Djamaran, Strategi Belajar Mengajar, … hal. 53
[8] Ibid, hal. 53-54
[9] TB. Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Raja Grafindo, 2008), hal.15
[10] Hery Ridwan,Pengertian, Tujuan dan Fungsi Metodologi Pendidikan Agama Islam, http://caripengerahuan.blogspot.com/2012/09/pengertian-tujuan-dan-fungsi-metodologi.htm. diakses pada tanggal 24 September 2012
[11] Burhannuddin, Metode Pembelajaran PAI, http://www.slideshare.net/irfanluqma/tugasmetodepembelajaranpai-100613214056phpapp02, diakses pada tanggal 29 Oktober 2011