Kamis, 13 November 2014

Filsafat Atomisme

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar belakang
Konsep atomisme terbentuk akibat kecelakaan sejarah, yaitu fakta bahwa para kimiawan dan fisikawan sebelum abad ke-19 mengira bahwa partikel tidak dapat dibagi, sehingga dikenali sebagai a-tom tak terpenggal dari tradisi kuno. Namun, pada abad ke-20 diketahuilah bahwa atom ternyata terdiri dari entitas yang lebih kecil: elektron, neutron, dan proton.
Bahkan percobaan tahap lanjut menunjukkan bahwa proton dan neutron terdiri dari beberapa kuark. Kuark yang dimaksud ini secara empirik belum terbukti memiliki substruktur. Meskipun penamaan ini menjadi kurang relevan, ungkapan "kenyataan bendawi yang tidak dapat dibagi" masih menjadi pedoman di dalam konsep atomisme.
B.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas diantaranya sebagai berikut:
1.             Bagaimana sejarah dan pengertian Atomisme ?
2.             Ada berapa aliran atomisme ?
3.             Siapa saja tokoh-tokoh atomiosme ?



BAB II
PEMBAHASAN
A.           Sejarah dan Pengertian Atomisme
Atomisme adalah filsafat alam yang berkembang di beberapa peradaban kuno. Di dalam peradaban Barat, atomisme merujuk pada Leukippos dan muridnya, Democritus dari abad ke-5 SM. Pengikut atomisme ini mengajukan teori bahwa dunia alami terdiri dari dua benda yang mendasar, saling berlawanan, dan tidak dapat dibagi  atom dan kehampaan. Atom tidak dapat diisi oleh sesuatupun, atom bergerak di kehampaan menuju klaster yang berbeda-beda (dan klaster-klaster ini membentuk senyawa-senyawa penghambat). Atom adalah kenyataan bendawi terkecil, satuan bangunan yang tidak dapat dimusnahkan.
Kata atomisme diturunkan dari kata sifat bahasa Yunani, atomos, yang arti harfiahnya adalah tidak dapat dipenggal “a tomos” (tidak dapat dipenggal) tomos adalah sekawan dari kata kerja bahasa Yunani temnein (memenggal)). Konsep atomisme terbentuk akibat kecelakaan sejarah, yaitu fakta bahwa para kimiawan dan fisikawan sebelum abad ke-19 mengira bahwa partikel tidak dapat dibagi, sehingga dikenali sebagai a-tom tak terpenggal dari tradisi kuno. Namun, pada abad ke-20 diketahuilah bahwa atom ternyata terdiri dari entitas yang lebih kecil: elektron, neutron, dan proton. Bahkan percobaan tahap lanjut menunjukkan bahwa proton dan neutron terdiri dari beberapa kuark. Kuark yang dimaksud ini secara empirik belum terbukti memiliki substruktur. Meskipun penamaan ini menjadi kurang relevan, ungkapan "kenyataan bendawi yang tidak dapat dibagi" masih menjadi pedoman di dalam konsep atomisme.[1]
Atomisme adalah teori filosofis dan ilmiah bahwa keyataan dibentuk oleh bagian-bagian elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom. Dengan adanya eksistensi atom maka akan terdapat juga lawan atom, atau “anti-atom” yaitu kekosongan. Democritus dari Abdera (469-370) menamakannya atom,yang berasal dari “atomos”  yang dalam bahasa Yunani berati “tidak bisa dipotong”. Atom, menurut Democritus, bagaikan blok-blok yang sangat kecil hingga tak terlihat lagi, yang tidak bisa dibagi dan bersifat abadi.
Democritus beranggapan bahwa ada  tak terhingga jenis atom di alam semsta, di mana masing-masing atom mempunyai sifat tersendiri. “Atom kayu”, sebagai contoh, akan berperilaku berbeda dengan “Atom air”. Sifat-sifat dari atom yang akan terasa oleh indra kita, sabagai warna, berat dan lain-lain. Perkembangan sains telah mengidentifikasika sejumlah jenis atom, misal ferrum (besi) dan aurum (emas) dan kombinasi atom-atom, misal air dari atom hidrogen dan atom oksigen.[2]
B.            Aliran Atomisme
Alliran atom terbagi menjadi tiga yaitu:
1)             Atomisme Logik
Doktrin atomisme logik Wittgenstein bersandar pada prinsip penguraian (elucidation priciple) dimana realitas dunia dan bahasa diuraikan hingga kekomponen-komponen terkecil.
Wettgenstien menegaskan bahwa logiak itu bukan sebuah teori tetapi suatu refleksi tentang dunia. Karena itu logika bersifat transendental dalam arti mendasari kenyataan dunia. Wettgenstein menekankan bahwa logika mengisi dunia dan dunia adalah batas-batasnya. Jadi dalam logika tidak dapat dikatakan bahwa ini ada didunia dan yang itu tidak ada. Atomisme Logik adalah suatu faham atau ajaran yang berpandangan bahwa bahasa itu dapat dipecah menjadi proposisi-proposisi atomik atau proposisi- proposisi elementer, melalui teknik analisa logik atau analisa bahasa. Setiap proposisi atomik atau proposisi elementer itu tadi mengacu pada atau mengungkapkan keperiadaan suatu fakta atomik yaitu bagian terkecil dari realitas. Dengan pandangan yang demikian itu, kaum Atomisme Logik bermaksud menunjukkan adanya hubungan yang mutlak antara bahasa dengan realitas. Dalam konsep atau paham Atomisme Logis, terdapat tiga tokoh utama yang dijadikan sumber kepustakaan bagi para peminat filsafat analitik. Yakni Ludwig Wittgenstein, Bertrand Russel, dan G.E. Moore.
2)             Atomisme Mu’tazilah
Abu Huzail’ Allaf adalah filosof mu’tazilah yang pertama dalam dunia keilmuan islam yang menelorkan qodhayah ini. Di dunia Islam atom disebut juz’u la yatajazza’ atau sering dengan istilah jauhar fard. Jauhar fard didefinisikan oleh Abu  Huzail sebagai partikel automik yang tejatuh, sehingga tak mempunyai sisi dan volume serta tak dapat disatukan atau dipisahkan. Menurut dia segala sesuatu terbentuk dari jauhar fard, segala sesuatu dapat terpecah menjadi partikel-partikel yang sederhana. Ketika partikel-partikel ini menyatu maka terciptalah sebuah materi, sama halnya ketika mereka terpisah yang terjadi adalah kerusakan dan kehancuran materi itu.
Mu’tazilah berpandangan rasional liberal. Setiap benda mempunyai nature sendiri menimbulkan efek tertentu dan tidak dapat menghasilkan efek lain. Api tidak bias menghasilkan sesuatu kecuali panas, dan es tidak bias menghasilkan sesuatu kecuali dingin.
3)             Atomisme Asy’Ariyah
Menurut Asy’Ariyah atom adalah partikel yang tak mampu lagi dipisahkan secara mutlak baik secara real maupun hipotesis. Perkembangan sains bukan sekedar persoalan kapital melainkan teologis. Persisnya evek pandngan dari teologi. Teologi merupakan bagian utama dari pandangan dunia (word view) yang meluiskan kaitan antara sang pencipta dan yang dicipta. Teologi atau ilmu kalam yang diajarkan di dunia islam termasuk di Indonesia adalah aliran Asy’ariyah atau sering disebut sebagai aswaja.[3]
C.           Tokoh-Tokoh Atomiosme
1.             Leukippos
Leukippos adalah seorang filsuf yang merintis madzhab Atomisme. Ia juga merupakan guru dari Demokritos. Di dalam filsafat Atomisme, pemikiran Demokritos lebih dikenal ketimbang Leukippos, meskipun amat sulit membedakan antara pandangan Leukippos dan Demokritos. Para ahli masa kini menganggap bahwa Leukippos merumuskan garis besar ajaran-ajaran atomisme, lalu Demokritos mengembangkan pemikiran gurunya lebih lanjut.
Riwayat hidup Leukippos (sekitar abad ke-5 SM) sulit diketahui sebab hanya sedikit sumber kuno yang berbicara tentang kehidupan dan karyanya. Epikuros dan Samos bahkan membantah bahwa Leukippos adalah tokoh historis. Akan tetapi, Aristoteles dan Theophrastos, muridnya, menyatakan Leukippos sebagai pendiri mazhab Atomisme, dan kesaksian mereka lebih dipercaya para ahli masa kini. Tempat kelahiran Leukippos tidak diketahui, namun ada sumber kuno yang mengatakan bahwa Leukippos berasal dari kota Miletos atau kota Elea. Leukippos dikatakan memiliki hubungan dengan mazhab Elea. Ada kemungkinan ia menetap di Elea beberapa waktu dan merumuskan filsafatnya sebagai kritik atas filsafat Elea.
Pemikiran tentang atom
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pemikiran Leukippos dan Demokritos sulit untuk dipisahkan sehingga untuk mengetahui lebih banyak tentang konsep atom kita perlu mempelajari Demokritos. Ada satu catatan dari Simplicius yang berbicara sedikit tentang konsep atom Leukippos. Menurut Leukippos tiap benda adalah atom. Atom adalah benda yang sangat kecil sehingga tak dapat dibagi-bagi lagi. Karena kecilnya atom itu tidak kelihatan, tetapi tetap ada, tidak hilang dan tidak berubah-ubah. Ia bergerak terus tidak henti-hentinya (Hakim dan Saebani, 2008:168).
2.       Demokritos
Demokritos adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme. Ia adalah murid dari Leukippos, pendiri mazhab tersebut. Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru pemikiran Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat. Selain sebagai filsuf, Demokritos juga dikenal menguasai banyak keahlian. Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak ada yang tersimpan. Demokritos menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra, epistemologi, dan etika. Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran Demokritos di dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan tersebut berisi tentang etika.
Riwayat Hidup
Demokritos lahir di kota Abdera, Yunani Utara. Ia hidup sekitar tahun 460 SM hingga 370 SM. Ia berasal dari keluarga kaya raya. Pada waktu ia masih muda, ia menggunakan warisannya untuk pergi ke Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Selain menjadi murid Leukippos, Ia juga belajar kepada Anaxagoras dan Philolaos. Hanya sedikit yang dapat diketahui dari riwayat hidup Demokritos. Banyak data tentang kehidupannya telah tercampur dengan legenda-legenda yang kebenarannya sulit dipercaya. Meskipun ia hidup sezaman dengan Sokrates, bahkan usianya lebih muda, namun Demokritos tetap digolongkan sebagai filsuf pra-sokratik. Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik. Ajaran Leukippos dan Demokritos bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Selain itu, filsafat Demokritos tidak dikenal di Athena untuk waktu yang cukup lama. Misalnya saja, Plato tidak mengetahui apa-apa tentang Atomisme. Baru Aristoteles yang kemudian menaruh perhatian besar terhadap pandangan atomisme.
Pemikiran Tentang Atom
Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur yang membentuk realitas. Di sini, mereka setuju dengan ajaran pluralisme Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas terdiri dari banyak unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karena itulah, unsur-unsur tersebut diberi nama atom (bahasa Yunani atomos: a berarti "tidak" dan tomos berarti "terbagi"). Atom-atom tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang membentuk realitas. Ukurannya begitu kecil sehingga mata manusia tidak dapat melihatnya. Selain itu, atom juga tidak memiliki kualitas, seperti panas atau manis. Hal itu pula yang membedakan dengan konsep zat-zat Empedokles dan benih-benih dari Anaxagoras. Atom-atom tersebut berbeda satu dengan yang lainnya melalui tiga hal: bentuknya(seperti huruf A berbeda dengan huruf N), urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan posisinya (huruf A berbeda dengan Z dalam urutan abjad). Dengan demikian, atom memiliki kuantitas belaka, termasuk juga massa. Jumlah atom yang membentuk realitas ini tidak berhingga.
Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak dijadikan, tidak dapat dimusnahkan, dan tidak berubah. Yang terjadi pada atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa "prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak. Demokritus membandingkan gerak atom dengan situasi ketika sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui retak-retak jendela. Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak ke semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Dengan demikian, tidak diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu bergerak, seperti prinsip "cinta" dan "benci" menurut Empedokles. Adanya ruang kosong sudah cukup membuat atom-atom itu bergerak.[4]



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Atomisme adalah suatu aliran filsafat alam yang tidak banyak diperdebatkan; bukan karena kontraversial, melainkan para ahli filsafat lain pada umumnya menyetujui pemikiran Democritus dan Leucippus. Apa yang dinamakan atom oleh Democritus akan terus berkembang sejalan dengan penemuan-penemuan baru. Atomisme sangat berguna dalam memecahkan apakaah alam sebenarnya?, antara lain melalui ilmu pengetahuan (sains). Peran lain yang diberikan contohnya keseimbangan atom dan kekosongan, yang kemudian disebut hukum kekekalan massa.
Sains di abad 18 dan 19 telah memperkuat argumen atomisme, dan kini atomisme dipergunakan secara luas dalam ilmu pengetahuan, antara lain dalam simulasi dinamika molekul, seorang ilmuan menghitung suhu benda dilihat dari atom-atom. Dapat diperdebatkan bahwa hasil sains sepaham dengan atomisme karena metode ilmiah yang digunakan memang atomisme. Kuantitas- kuantitas fisika yang didapatkan secara matematis serting kali didapatkan sebagai integral komponen-komponen kecilnya, yang dengan sendirinya adalah atomisme.



DAFTAR PUSTAKA








[1] Iswatun Hasanah, Filsafat Atomisme, http://iswatunhasanah72.blogspot.com/2013/11/makalah-filsafat-tentang-atomisme.html, diakses pada tanggal 7 Nopember 2014.
[2] Aan Cisara, Filsafat Atomisme, http://buahfikkir.blogspot.com/2011/09/makalah-filsafat_980.html, diakses pada tanggal 7 Nopember 2014.
[3] Iswatun Hasanah, Filsafat Atomisme, http://iswatunhasanah72.blogspot.com/2013/11/makalah-filsafat-tentang-atomisme.html, diakses pada tanggal 7 Nopember 2014
[4] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar