Kamis, 13 November 2014

Langkah-langkah Mengajar

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal sentral yang sangat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa. Semakin bermutu kualitas pendidikan suatu negara, maka akan banyak terlahir generasi intelek yang dapat merubah kondisi negara tersebut. Mereka akan melakukan pembaharuan-pembaharuan bahkan penemuan-penemuan baru dengan mengkolaborasikan ilmu dan kecerdasan berfikir mereka untuk dipersembahkan kepada tanah airnya dan diakui oleh seluruh manusia didunia.
Untuk itu, diperlukan berbagai cara untuk terwujudnya pendidikan yang bermutu dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. Salah satu cara tersebut adalah dengan memaksimalkan penggunaan metode-metode pembelajaran terutama bagi para pengajar dalam mengajar para peserta didiknya sehingga ilmu yang ditransformasikan dapat diterima dengan baik.
Karenanya, dalam makalah ini akan diuraikan pembahasan mengenai metode pokok mengajar sebagai salah satu pilar penunjang yang akan menentukan berhasil atau tidaknya seorang guru dalam menuntun para peserta didiknya menuju harapan bersama untuk membangun pendidikan yang lebih maju.[1]
B.            Rumusan Masalah
1.    Jelaskan pengertian mengajar !
2.    Jelaskan langkah – langkah mengajar efektif !
3.    Jelaskan ciri khas metode mengajar !
4.    Jelaskan prinsip-prinsip mengajar!


BAB II
PEMBEHASAN
A.           Definisi Mengajar
Kegiatan mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang dilakukan oleh guru, usaha dari pihak ini kita kenal
dengan istilah mengajar. I. L. Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:7) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Mohamad Ali (1985:12) bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain:
1)             Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
2)             Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
3)             Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
Pengertian mengajar tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.[2]
B.            Langkah-langkah Mengajar
Langkah-langkah Pembelajaran menurut Bruner
1.             Menentukan tujuan pembelajaran
2.             Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)
3.             Memilih materi pelajaran
4.             Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi)
5.             Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk dipelajari siswa
6.             Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7.             Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.[3]
Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak… maka yang terjadi adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya anda akan menjadi pengajar favorit dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik. Berikut ini ada beberapa tips yang biasa saya lakukan bila menyampaikan materi dikelas : Sebelum Menyampaikan Materi : Pelajarilah kembali materi yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman atau point-point penting pada materi tersebut, karena mungkin anda banyak mengajar mata pelajaran lainnya maka terkadang sudah agak lupa dengan materi ini sehingga perlu dipelajari lagi agar lebih siap. Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat di fotocopy atau disalin oleh siswa, sehingga kita tidak perlu merujuk banyak buku kepada siswa. Hal ini juga memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak membeli buku. Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman rumus kepada siswa. Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi kategori ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku atau file dan buat memo disetiap soal tersebut… memo ini dibuat agar anda tahu kapan anda pernah memberikannya kepada siswa dan pada kelas berapa, sehingga soal yang sudah diberikan tidak disampaikan lagi pada pertemuan berikutnya. Milikilah absen siswa anda, dan buatlah tabel nilai dan presentase kemajuan siswa. Hal ini berguna agar anda dapat mengetahui apakah materi anda telah diserap dengan baik oleh siswa dan siswa mana yang perlu anda bimbing lebih ekstra agar nilainya tidak jatuh.[4]
Langkah-langkah pokok dalam menggunakan atau melaksanakan sistem pembelajaran PLAN adalah sebagai berikut:
a.              Pada awal tahun ajaran setiap siswa menyelesaikan serangkaian UMB yang bersifat orientasi belajar dengan sistem ini. Dengan demikian siswa dapat mengenal materi maupun prosedur belajarnya.
b.             Jika orientasi telah selesai dilaksanakan, siswa memasuki berbagai kegiatan mempelajari UMB orientasi mata pelajaran yang harus dipelajarinya. UMB demikian berfungsi sebagai penempatan (placement). Dengan UMB ini siswa menentukan mata pelajaran apa akan dipelajari sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya. Semua UMB dirancang khusus untuk membantu menempatkan siswa selagi mempersiapkan kesempatannya untuk berpartisipasi secara aktif pada program yang dipilih. Siswa diberi kebebasan untuk memutuskan apa-apa yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya.
c.              Dalam proses penempatan dilakukan tes hasil belajar atau tes penempatan. Tes ini berfungsi untuk mengukur pengetahuan siswa sesuai dengan tujuan. Selanjutnya dijadikan dasar bagi siswa untuk memilih mata pelajaran yang akan dipelajari.
d.             Jika suatu program studi telah disetujui, siswa mempelajari UMB yang bersangkutan sesuai dengan kecepatannya. Program studi melibatkan berbagai materi pembelajaran dan manusia sumber. Belajar dilakukan mempergunakan materi yang sudah diperolehnya, dengan menggunakan alat audio visual aids (alat bant pandang dengar) masing-masing sehingga dapat belajar secara bebas.
e.              Begitu siswa dapat menyelesaikan tiap UMB dapat diketahui tingkat kemampuannya secara tuntas terhadap tujuan melalui skor tes yang ada pada komputer, atau melalui penilaian guru.[5]
Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Dalam buku Educational Psychology oleh W John Santrock pada tahun 2004, hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu: (1) Pengetahuan dan keahlian profesional; (2) komitmen dan motivasi.
Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dab didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.
1)             Penguasaan materi pelajaran. Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.
2)             Strategi Pengajaran. Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional) terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar murid secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.
3)             Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional. Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif tradisional atau konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
4)             Keahlian manajemen kelas. Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
5)             Keahlian motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
6)             Keahlian komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu memecahkan konflik secara konstruktif.
7)             Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.
8)             Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai dalam pengajaran.
Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Komitmen sangat dibutuhkan dalam pengajaran, bagaimana guru memberikan tenaga dan pikiran untuk memberikan pengajaran yang dapat diterima oleh murid dengan baik. Guru yang efektif juga mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka.[6]
C.           Ciri Khas Metode Mengajar
Banyaknya metode mengajar yang diterapkan pada pembelajaran tak lain karena satu metode dengan metode yang lainnya mempunyai keunggulan dan keleman tergantung pada materi yang akan dibahas.  Contohnya ketika akan menyampaikan materi tentang “Isu-Isu Kontemporer Masa Kini”. Maka, metode yang tepat adalah dengan meggunakan metode diskusi. Hal ini karena selain membuat siswa aktif, berfikir kreatif, kritis, juga menjadikan siswa berani untuk mengemukakan pendapatnya disebuah forum.
Tapi disi lain, metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Dalam berdiskusi, biasanya siswa yang aktif hanyalah mereka yang mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dan memiliki rasa perccaya diri. Sedangkan mereka yang pasif, cenderung hanya mendengarkan tanpa bisa mengembangkan ide-idenya.
Oleh karena itu,seorang pengajar harus lebih kreatif dalam menguasai kelasnya. Kelemahan-kelemahan dari tiap-tiap metode mengajar tidak kemudian dijadikan argumen mengapa seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Sebaliknya, guru yang profesional justru akan memilih atau mengkombinasikan beberapa metode mengajar yang kiranya tepat dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahannya serta memperhatikan topik pembahasan materi dan tujuan pembelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.
Kegiatan ini dibandingkan dengan ciri khas atau karakteristik metode-metode mengajar yang dipilih. Untuk menggambarkan karakteristik masing-masing metode mengajar, berikut ini terdapat tabel perbandingan yang berisi beberapa metode pokok mengajar sebagai contoh.[7]
Metode
Sifat Materi
Tujuan
Keunggulan
Kelemahan
Ceramah
Informatif
Faktual
Pemahaman pengetahuan
Lebih banyak aplikasi yang tersaji
Siswa pasif
Demonstrasi
Prinsipal
Faktual
Keterampilan
Pemahaman aplilkasi
Siswa berpengalaman dan berkesan mendalam
Lebih banyak alat dan biaya
Diskusi
Prinsipal
konseptual
keterampilan
Pemahaman analisi, sistesis, evaluasi, aplikasi
Siswa aktif, berani, dan kritis
Memboroskan waktu, didominasi siswa yang pintar
D.           Prinsip-prinsip Mengajar
1.             Pengajaran hendaknya menarik minat
Minat harus dijaga dalam proses pengajaran dimulai dengan usaha membangkitkan minat tersebut. Minat harus dijaga selama proses pengajaran berlangsung, karena mudah sekali berkurang atau hilang selama proses pengajaran tersebut.
2.             Partipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
Minat yang muncul diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan belajar mengajar dengan sendirinya telah membawa murid ke suasana partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Prinsip ini merupakan prinsip yang amat penting didalam ilmu mengajar. Bila murid mulai tidak dapat mengikuti isi ceramah guru, atau tulisan guru atau perbuatan-perbuatan murid tidak mendukung kegiatan pengajaran, pikiran atau perasaanya telah berpindah kepada objek lain  yang tidak ada hubunganya dengan pengajaran itu, kita mengatakan bahwa murid tersebut tidak lagi berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar.
3.             Prinsip pengulangan
Prinsip pengulangan diterapkan untuk menjaga keutuhan hubungan-hubungan satu lesso plan dengan lesson plan yang lain yang berisi bahan kegiatan yang menyangkut materi yang harus dihafalkan secara mekanis tetapi bukan berarti bahan-bahan yang menuntut pemahaman tidak memerlukan pengulangan sama sekali, sebab pemahaman sesungguhnya tidak terlepas dari ingatan.
4.             Perbedaan Individu
Perbedaan yang paling nyata ialah perbedaan jenis kelamin, ada pria perencanaan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang akan dibuat. Perbedaan tingkat kemampuan secara umum tidak akan menyamakan kegiatanya untuk seluruh murid kecuali dalam hal yang mungkin disamakan.
5.             Kematangan Murid
Kemantangan murid akan mempengaruhi pembuat lesson plan, terutama dalam hal pemilihan bahan pengajaran yang akan mengisi kegiatan interaksi. Pemilihan itu akan meyangkut kedalaman bahan dan mungkin juga keluasanya. Kemantangan murid juga akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar yang akan digunakan.
6.             Prinsip Kegembiraan
Setiap manusia senang pada sesuatu yang menggembirakan. Murid –murid juga senang pada proses pengajaran yang mengandung unsure kegembiraan. Oleh karena itu hendaklah diusahakan sebisa mungkin kita menerapkan prinsip ini.
7.             Prinsip mengajar murid belajar
Prinsip ini dikehendaki agar guru mengutamakan tugasnya pada mengajarkan cara belajar dan mau belajar sendiri, bukan mengajarkan bahan pengajaran. Menurut prinsip ini hakikat belajar dan mengajar ialah melatih murid belajar sendiri dan mau belajar sendiri. Guru hanyalah seorang penolong murid dalam mencapai tujuan itu.
8.             Ketersediaan alat-alat
Ketersediaan alat-alat pendidikan amat besar pengaruhnay dalam pembuatan lesson plan. Ketersediaan alat itu akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitasnya. Pengaruhnya didalam pembuatan lesson plan, sejalan dengan besarnya pengaruhnya di dalam proses kegiatan belajar-mengajar.[8]


BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik.
Langkah-langkah pembelajaran
1.             Menentukan tujuan pembelajaran
2.             Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)
3.             Memilih materi pelajaran
4.             Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi)
5.             Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk dipelajari siswa
6.             Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7.             Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Prinsip-prinsip Mengajar
1.             Pengajaran hendaknya menarik minat
2.             Partipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar
3.             Prinsip pengulangan
4.             Perbedaan Individu
5.             Kematangan Murid
6.             Prinsip Kegembiraan
7.             Prinsip mengajar murid belajar
8.             Ketersediaan alat-alat


DAFTAR PUSTAKA

Syah.Muhibbin, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Sumiati, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2008
Tafsir. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004





[1] Sri Wiji Lestari, Metode Pokok Mengajar, http://www.slideshare.net/nobericsoember/makalah-24885597, diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[2] Pemerhati Guru, Pengertian Belajar dan Mengajar, http://panduanguru.com/pengertian-belajar-dan-mengajar/, diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[3] Asik Belajar, Langkah-Langkah Mengajar Menurut Burner, http://www.asikbelajar.com/2013/04/langkah-pembelajaran-bruner.html, diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[4] Edukasi, Teknik Mengajar, http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/teknik-mengajar-yang-baik.html, diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[5] Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal. 199-120
[6] Psikologi Zone, Cara Mengajar Yang Efektif, http://www.psikologizone.com/cara-mengajar-yang-efektif/06511700, diakses pada tanggal 14 Oktober 2014.
[7] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 hlm.199
[8] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 23-28.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar