BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan hal sentral yang sangat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa.
Semakin bermutu kualitas pendidikan suatu negara, maka akan banyak terlahir
generasi intelek yang dapat merubah kondisi negara tersebut. Mereka akan
melakukan pembaharuan-pembaharuan bahkan penemuan-penemuan baru dengan
mengkolaborasikan ilmu dan kecerdasan berfikir mereka untuk dipersembahkan
kepada tanah airnya dan diakui oleh seluruh manusia didunia.
Untuk
itu, diperlukan berbagai cara untuk terwujudnya pendidikan yang bermutu dan
mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. Salah satu cara tersebut adalah
dengan memaksimalkan penggunaan metode-metode pembelajaran terutama bagi para
pengajar dalam mengajar para peserta didiknya sehingga ilmu yang
ditransformasikan dapat diterima dengan baik.
Karenanya,
dalam makalah ini akan diuraikan pembahasan mengenai metode pokok mengajar
sebagai salah satu pilar penunjang yang akan menentukan berhasil atau tidaknya
seorang guru dalam menuntun para peserta didiknya menuju harapan bersama untuk
membangun pendidikan yang lebih maju.[1]
B.
Rumusan
Masalah
1. Jelaskan
pengertian mengajar !
2. Jelaskan
langkah – langkah mengajar efektif !
3. Jelaskan
ciri khas metode mengajar !
4. Jelaskan
prinsip-prinsip mengajar!
BAB
II
PEMBEHASAN
A.
Definisi
Mengajar
Kegiatan
mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang dilakukan oleh
guru, usaha dari pihak ini kita kenal
dengan istilah mengajar. I. L. Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:7) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Mohamad Ali (1985:12) bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan.
dengan istilah mengajar. I. L. Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:7) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Mohamad Ali (1985:12) bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Menurut
Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian
bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah
menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa.
Sedangkan Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing
kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Lebih
lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan
dengan kegiatan mengajar, antara lain:
1)
Mengajar berarti
membimbing aktivitas anak
2)
Mengajar berarti
membimbing pengalaman anak
3)
Mengajar berarti
membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
Pengertian
mengajar tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing
siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang
diinginkannya. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir
lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi
proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution (1982:8)
mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan
mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.[2]
B.
Langkah-langkah
Mengajar
Langkah-langkah
Pembelajaran menurut Bruner
1.
Menentukan
tujuan pembelajaran
2.
Melakukan
identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)
3.
Memilih materi
pelajaran
4.
Menentukan
topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke
generalisasi)
5.
Mengembangkan
bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk
dipelajari siswa
6.
Mengatur
topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke yang
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7.
Melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa.[3]
Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik
dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak… maka yang terjadi
adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran
tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit
nilai mungkin hal yang bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya anda akan
menjadi pengajar favorit dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan
siswa yang anda didik. Berikut ini ada beberapa tips yang biasa saya lakukan
bila menyampaikan materi dikelas : Sebelum Menyampaikan Materi : Pelajarilah
kembali materi yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman atau point-point
penting pada materi tersebut, karena mungkin anda banyak mengajar mata
pelajaran lainnya maka terkadang sudah agak lupa dengan materi ini sehingga
perlu dipelajari lagi agar lebih siap. Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat
di fotocopy atau disalin oleh siswa, sehingga kita tidak perlu merujuk banyak
buku kepada siswa. Hal ini juga memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak
membeli buku. Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman rumus
kepada siswa. Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi
kategori ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku
atau file dan buat memo disetiap soal tersebut… memo ini dibuat agar anda tahu
kapan anda pernah memberikannya kepada siswa dan pada kelas berapa, sehingga
soal yang sudah diberikan tidak disampaikan lagi pada pertemuan berikutnya.
Milikilah absen siswa anda, dan buatlah tabel nilai dan presentase kemajuan
siswa. Hal ini berguna agar anda dapat mengetahui apakah materi anda telah
diserap dengan baik oleh siswa dan siswa mana yang perlu anda bimbing lebih
ekstra agar nilainya tidak jatuh.[4]
Langkah-langkah
pokok dalam menggunakan atau melaksanakan sistem pembelajaran PLAN adalah
sebagai berikut:
a.
Pada awal tahun
ajaran setiap siswa menyelesaikan serangkaian UMB yang bersifat orientasi
belajar dengan sistem ini. Dengan demikian siswa dapat mengenal materi maupun
prosedur belajarnya.
b.
Jika orientasi
telah selesai dilaksanakan, siswa memasuki berbagai kegiatan mempelajari UMB
orientasi mata pelajaran yang harus dipelajarinya. UMB demikian berfungsi
sebagai penempatan (placement). Dengan UMB ini siswa menentukan mata pelajaran
apa akan dipelajari sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya. Semua
UMB dirancang khusus untuk membantu menempatkan siswa selagi mempersiapkan
kesempatannya untuk berpartisipasi secara aktif pada program yang dipilih.
Siswa diberi kebebasan untuk memutuskan apa-apa yang harus dipelajari dan
bagaimana cara mempelajarinya.
c.
Dalam proses
penempatan dilakukan tes hasil belajar atau tes penempatan. Tes ini berfungsi
untuk mengukur pengetahuan siswa sesuai dengan tujuan. Selanjutnya dijadikan
dasar bagi siswa untuk memilih mata pelajaran yang akan dipelajari.
d.
Jika suatu
program studi telah disetujui, siswa mempelajari UMB yang bersangkutan sesuai
dengan kecepatannya. Program studi melibatkan berbagai materi pembelajaran dan
manusia sumber. Belajar dilakukan mempergunakan materi yang sudah diperolehnya,
dengan menggunakan alat audio visual aids (alat bant pandang dengar)
masing-masing sehingga dapat belajar secara bebas.
e.
Begitu siswa
dapat menyelesaikan tiap UMB dapat diketahui tingkat kemampuannya secara tuntas
terhadap tujuan melalui skor tes yang ada pada komputer, atau melalui penilaian
guru.[5]
Ketika
mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka
tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus
menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya
secara fleksibel. Dalam buku Educational Psychology oleh W John Santrock pada
tahun 2004, hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu: (1) Pengetahuan dan
keahlian profesional; (2) komitmen dan motivasi.
Pengetahuan dan
Keahlian Profesional
Guru
yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar
yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dab
didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen
kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara
efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga
mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut
adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.
1)
Penguasaan
materi pelajaran. Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan
memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup
fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar
pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan
berargumentasi.
2)
Strategi
Pengajaran. Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat
dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional)
terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif dan menyuruh
murid untuk menghafal informasi yang relevan dan tidak relevan. Kemudian
berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar murid secara aktif
menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju
dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda menggunakan
salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal
yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.
3)
Penetapan tujuan
dan keahlian perencanaan instruksional. Guru yang efektif tidak sekadar
mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif tradisional atau
konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan
menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
4)
Keahlian
manajemen kelas. Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah
mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke
tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang
kondusif.
5)
Keahlian
motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi
yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa
murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan
minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif
dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
6)
Keahlian
komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar
adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi
verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu memecahkan konflik
secara konstruktif.
7)
Bekerja secara
efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.
8)
Keahlian
teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan
komputer dan cara mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan
berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar
murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai dalam
pengajaran.
Komitmen dan Motivasi
Menjadi
guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup
sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Komitmen sangat dibutuhkan dalam
pengajaran, bagaimana guru memberikan tenaga dan pikiran untuk memberikan
pengajaran yang dapat diterima oleh murid dengan baik. Guru yang efektif juga
mempunyai kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan
emosi negatif melunturkan motivasi mereka.[6]
C.
Ciri
Khas Metode Mengajar
Banyaknya
metode mengajar yang diterapkan pada pembelajaran tak lain karena satu metode
dengan metode yang lainnya mempunyai keunggulan dan keleman tergantung pada
materi yang akan dibahas. Contohnya
ketika akan menyampaikan materi tentang “Isu-Isu Kontemporer Masa Kini”. Maka,
metode yang tepat adalah dengan meggunakan metode diskusi. Hal ini karena
selain membuat siswa aktif, berfikir kreatif, kritis, juga menjadikan siswa
berani untuk mengemukakan pendapatnya disebuah forum.
Tapi
disi lain, metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Dalam berdiskusi,
biasanya siswa yang aktif hanyalah mereka yang mempunyai kemampuan komunikasi
yang baik dan memiliki rasa perccaya diri. Sedangkan mereka yang pasif,
cenderung hanya mendengarkan tanpa bisa mengembangkan ide-idenya.
Oleh
karena itu,seorang pengajar harus lebih kreatif dalam menguasai kelasnya. Kelemahan-kelemahan
dari tiap-tiap metode mengajar tidak kemudian dijadikan argumen mengapa seorang
guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Sebaliknya,
guru yang profesional justru akan memilih atau mengkombinasikan beberapa metode
mengajar yang kiranya tepat dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahannya
serta memperhatikan topik pembahasan materi dan tujuan pembelajaran serta jenis
kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan.
Kegiatan
ini dibandingkan dengan ciri khas atau karakteristik metode-metode mengajar
yang dipilih. Untuk menggambarkan karakteristik masing-masing metode mengajar,
berikut ini terdapat tabel perbandingan yang berisi beberapa metode pokok
mengajar sebagai contoh.[7]
Metode
|
Sifat
Materi
|
Tujuan
|
Keunggulan
|
Kelemahan
|
Ceramah
|
Informatif
Faktual
|
Pemahaman
pengetahuan
|
Lebih
banyak aplikasi yang tersaji
|
Siswa
pasif
|
Demonstrasi
|
Prinsipal
Faktual
Keterampilan
|
Pemahaman
aplilkasi
|
Siswa
berpengalaman dan berkesan mendalam
|
Lebih
banyak alat dan biaya
|
Diskusi
|
Prinsipal
konseptual
keterampilan
|
Pemahaman
analisi, sistesis, evaluasi, aplikasi
|
Siswa
aktif, berani, dan kritis
|
Memboroskan
waktu, didominasi siswa yang pintar
|
D.
Prinsip-prinsip
Mengajar
1.
Pengajaran
hendaknya menarik minat
Minat harus dijaga dalam proses
pengajaran dimulai dengan usaha membangkitkan minat tersebut. Minat harus
dijaga selama proses pengajaran berlangsung, karena mudah sekali berkurang atau
hilang selama proses pengajaran tersebut.
2.
Partipasi murid
dalam kegiatan belajar mengajar
Minat yang muncul diikuti oleh
tercurahnya perhatian pada kegiatan belajar mengajar dengan sendirinya telah
membawa murid ke suasana partisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Prinsip ini merupakan prinsip yang amat penting didalam ilmu mengajar. Bila
murid mulai tidak dapat mengikuti isi ceramah guru, atau tulisan guru atau
perbuatan-perbuatan murid tidak mendukung kegiatan pengajaran, pikiran atau
perasaanya telah berpindah kepada objek lain yang tidak ada hubunganya dengan pengajaran
itu, kita mengatakan bahwa murid tersebut tidak lagi berpartisipasi aktif dalam
proses belajar-mengajar.
3.
Prinsip
pengulangan
Prinsip pengulangan diterapkan untuk
menjaga keutuhan hubungan-hubungan satu lesso plan dengan lesson plan yang lain
yang berisi bahan kegiatan yang menyangkut materi yang harus dihafalkan secara
mekanis tetapi bukan berarti bahan-bahan yang menuntut pemahaman tidak
memerlukan pengulangan sama sekali, sebab pemahaman sesungguhnya tidak terlepas
dari ingatan.
4.
Perbedaan
Individu
Perbedaan yang paling nyata ialah
perbedaan jenis kelamin, ada pria perencanaan langkah-langkah kegiatan belajar
mengajar yang akan dibuat. Perbedaan tingkat kemampuan secara umum tidak akan
menyamakan kegiatanya untuk seluruh murid kecuali dalam hal yang mungkin
disamakan.
5.
Kematangan Murid
Kemantangan murid akan mempengaruhi
pembuat lesson plan, terutama dalam hal pemilihan bahan pengajaran yang akan
mengisi kegiatan interaksi. Pemilihan itu akan meyangkut kedalaman bahan dan
mungkin juga keluasanya. Kemantangan murid juga akan mempengaruhi pemilihan
metode mengajar yang akan digunakan.
6.
Prinsip
Kegembiraan
Setiap manusia senang pada sesuatu yang
menggembirakan. Murid –murid juga senang pada proses pengajaran yang mengandung
unsure kegembiraan. Oleh karena itu hendaklah diusahakan sebisa mungkin kita
menerapkan prinsip ini.
7.
Prinsip mengajar
murid belajar
Prinsip ini dikehendaki agar guru
mengutamakan tugasnya pada mengajarkan cara belajar dan mau belajar sendiri,
bukan mengajarkan bahan pengajaran. Menurut prinsip ini hakikat belajar dan
mengajar ialah melatih murid belajar sendiri dan mau belajar sendiri. Guru
hanyalah seorang penolong murid dalam mencapai tujuan itu.
8.
Ketersediaan
alat-alat
Ketersediaan alat-alat pendidikan amat
besar pengaruhnay dalam pembuatan lesson plan. Ketersediaan alat itu akan
berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitasnya. Pengaruhnya didalam pembuatan
lesson plan, sejalan dengan besarnya pengaruhnya di dalam proses kegiatan
belajar-mengajar.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mengajar adalah suatu
kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi
proses belajar didik.
Langkah-langkah
pembelajaran
1.
Menentukan
tujuan pembelajaran
2.
Melakukan
identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)
3.
Memilih materi
pelajaran
4.
Menentukan
topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke
generalisasi)
5.
Mengembangkan
bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk
dipelajari siswa
6.
Mengatur
topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke yang
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7.
Melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Prinsip-prinsip
Mengajar
1.
Pengajaran
hendaknya menarik minat
2.
Partipasi murid
dalam kegiatan belajar mengajar
3.
Prinsip
pengulangan
4.
Perbedaan
Individu
5.
Kematangan Murid
6.
Prinsip
Kegembiraan
7.
Prinsip mengajar
murid belajar
8.
Ketersediaan
alat-alat
DAFTAR PUSTAKA
Syah.Muhibbin, Psikologi Pendidikan
Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Sumiati, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana
Prima, 2008
Tafsir. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004
[1] Sri
Wiji Lestari, Metode Pokok Mengajar, http://www.slideshare.net/nobericsoember/makalah-24885597,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[2]
Pemerhati Guru, Pengertian Belajar dan
Mengajar, http://panduanguru.com/pengertian-belajar-dan-mengajar/,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[3] Asik Belajar, Langkah-Langkah Mengajar
Menurut Burner, http://www.asikbelajar.com/2013/04/langkah-pembelajaran-bruner.html,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[4]
Edukasi, Teknik Mengajar, http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/teknik-mengajar-yang-baik.html,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2014
[6] Psikologi Zone, Cara Mengajar Yang Efektif, http://www.psikologizone.com/cara-mengajar-yang-efektif/06511700,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2014.
[7] Muhibbin Syah, Psikologi
Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 hlm.199
Tidak ada komentar:
Posting Komentar